Photobucket
ABOUT MUVI PRODUCT MUVI STRENGTH BASED ORGANIZATION MITRA MUVI MUVI LEADERSHIP

MUVI LEARNING CENTER's Fan Box

PARADOKS WAKTU

Oleh:Pepen Hermawan, ST., S.Pd.
Paradoksnya waktu kita didalam sejarah ialah, kita memiliki gedung-gedung makin tinggi tapi makin pendek kesabaran kita, jalan raya yang makin lebar, namun pandangan kita semakin sempit.
Kita membelanjakan lebih, tapi menerima lebih sedikit.
Kita lebih banyak membeli, tapi menikmati lebih sedikit.


Kita punya rumah-rumah makin besar namun keluarga makin kecil, jauh lebih banyak kemudahan-kemudahan, tapi makin sedikit waktu tersisa.
Kita punya makin banyak gelar tapi lebih sedikit akal.
Lebih banyak ilmu dan pengetahuan, tapi lebih sedikit keadilan.
Lebih banyak pakar, namun lebih banyak pula masalah.
Lebih banyak obat-obatan, tapi malahan tingkat kesehatan berkurang.
Kita minum & makan terlalu banyak, merokok, mengeluarkan uang tanpa perhitungan, tertawa terlalu banyak kadang lupa daratan, menjadi terlalu gusar, bergadang sampai malam sekali, bangun pagi sudah terlalu capai sehingga lupa kepada siapa harus berlindung, kurang membaca, nonton TV kelewat banyak yang selalu dijejali dengan tayangan kemewahan, penuh prasangka, saling menjatuhkan-memojokkan, benci, dengki, antipati serta keburukan tak hingga yang dibuat karenanya, dan yang paling menyedihkan adalah terlalu jarang sekali berdoa-seolah kita yang paling merasa bisa melakukan semuanya, padahal ada dzat yang selalu mengendalikan apa yang kita lakukan.

Benar kita telah melipatgandakan harta milik, tapi sekaligus mengurangi nilai martabat kita.
Kita terlalu banyak bicara, jarang mencintai, dan terlalu sering membenci.
Kita betul telah belajar bagaimana cara mencari nafkah, tapi bukan membuat suatu kehidupan.
Kita menambah tahun-tahun ke usia hidup itu, bukan sebaliknya, kehidupan ke-tahun-tahun itu.
Kita sudah mampu pergi bolak balik kebulan, tapi mengalami kesulitan menyeberangi jalan untuk menemui dan menyalami tetangga baru .

Ruang angkasa raya telah kita kuasai namun apakah ruang hati kita sudah kita taklukan.
Perkara-perkara besar telah kita kerjakan, tapi bukan hal-hal yang lebih baik.
Kita telah membersihkan udara, tapi sebaliknya mencemari jiwa.
Kita telah bisa menguasai atom, tapi tidak dan belum mampu mengekang praduga kita.
Kita menulis lebih banyak, tapi belajar lebih sedikit.
Lebih banyak yang kita rencanakan, tapi lebih sedikit yang dicapai.

Kita telah belajar serba ter-buru-buru, bukannya sabar menunggu.
Kita menciptakan lebih banyak komputer untuk menyimpan lebih banyak informasi, untuk menghasilkan lebih banyak lagi tindasan, tapi sebaliknya kita makin lama makin sedikit berkomunikasi dengan sesama
kita.

Masa kini zamannya segala makanan siap saji, fast foods, dan waktu cerna lambat, orang-orang besar dan watak kerdil, laba yang luar biasa dan hubungan relasi yang dangkal.
Hari-hari ini harinya rumah-rumah yang serba "wahhh dan wuuihhh dan astaghaa", tapi keluarganya pecah, morat-
marit.
Hari-hari ini lumrah orang-orang membuat perjalanan singkat, cepat, zamannya popok pakai-langsung-buang, moralitas yang ikut-ikutan, langsung-boleh-buang, pelayanan seks 'tuk semalam(naudzubillah), berat badan yang berlebihan, dan obat-obatan, pil penyebab tawa sinting ria gembira, sampai diam bisu membatu, dan yang mampu mengganas meliar membunuh.

Inipun zamannya dimana lebih banyak yang dipamerkan sedangkan digudang malah kosong ........

Ingatlah, pakailah sedikit waktu untuk kaunikmati bersama mereka yang anda kasihi, sebab mereka tidaklah akan selamanya ada.

Ingatlah, ucapkan kata yang ramah pada seseorang yang menengadah memandangimu penuh takjub, sebab si kecil itupun sebentar jua akan tumbuh dan meninggalkan sisimu.

Ingatlah, berilah sebuah pelukan hangat pada yang ada disampingmu(istrimu, anakmu, keluargamu,dsb) karena itulah satu-satunya harta yang bisa kau berikan dengan sepenuh hatimu dan itupun tanpa kau harus bayar sepeserpun.

Ingat, ucapkan, "Aku cinta padamu" pada pasanganmu dan semua yang kau kasihi, tapi jangan hanya di bibir saja! Sebuah kecupan dan pelukan akan mengobati luka hati apabila itu benar-benar tulus dari kedalaman
nuranimu. Jangan lupa untuk berpegang tangan dan menikmati kebersamaan itu, karena suatu hari orang itu tidak akan ada lagi disampingmu.

Berilah waktu untuk mencintai, beri waktu untuk berbicara dan bagilah waktu juga untuk saling membagi pikiran-pikiran yang ada.
Pada semua sahabat-sahabatku dalam hidupku ini, terima kasih atas kehadiran kalian.
Semoga bermanfaat :p
Cetak Halaman Ini++

0 komentar: