Photobucket
ABOUT MUVI PRODUCT MUVI STRENGTH BASED ORGANIZATION MITRA MUVI MUVI LEADERSHIP

MUVI LEARNING CENTER's Fan Box

Kubuka Pintu Maafku

Oleh:Pepen Hermawan, ST., S.Pd.
Antrean panjang ini begitu menjemukan.
Bayangkan! Satu jam lebih aku terduduk di bangku panjang ini menunggu giliran.
Tapi ada yang lebih membuatku pengin segera beranjak, yaitu pancaran wajah kuyu dan lesu di depan mataku.

Uh, aku jadi terbawa! Terlebih lagi suasana makin muram oleh hujan.
Dan sore yang basah ini tambah menggigil oleh embusan angin pegunungan.
Ada parau, kering, dan berat seketika menyentak keheningan.

Reflek mataku menyelidik ke sumber suara itu. Di pojok ruangan seorang ibu separo baya tengah membekap mulutnya dengan kedua tangan. Kepalanya sedikit menunduk, mencoba menahan batuknya. Tak urung juga, desakan dari dadanya terlalu kuat memaksa lepas. Mendengar suara batuknya, dadaku jadi ikutan sakit sendiri.

Kasihan, pikirku! Entah mengapa, sejak aku sekilas memandang ke arah ibu tadi, ada rasa tidak asing. Semacam rasa pernah kenal atau pernah melihat. Maka, aku jadi makin memperhatikannya. Tanpa melepas pandang, pikiranku kuperas untuk mengingat sesuatu. Di mana aku pernah kenal dan kapan? Lama, tak kutemukan jawabannya.
Akhirnya aku berkesimpulan mungkin cuma sekadar mirip.
Seraut wajah bergaris keras. Tulang pipinya sedikit menonjol.
Sorot mata tajam.
Garis bibir agak tertarik ke atas. Kesan keseluruhan menyiratkan impresi kurang ramah.

Makin kutatap makin kental rasa perih mengaduk perasaanku.
Aku tak tahu pasti, hanya seperti luka dari masa lalu.
Ah,pedih sekali. Desiran perasaan aneh ini coba kuusir. Barangkali saja aku terlalu
banyak imajinasi.
Maka, pandang mataku kualihkan kepada seorang gadis kecil yang menggelendot manja di dada ibunya.

Satu demi satu pasien berlalu. Ruang tunggu berangsur lengang. Toh, aku tak kuasa mengusir penasaranku.
Masih memenuhi pikiranku, siapa ibu itu? Tapi,siapa pun dia aku telanjur yakin bahwa pada suatu masa aku pernah mengenalnya.
Maka, ketika kutahu tempat duduknya agak kosong, tak mampu lagi kucegah kakiku melangkah menghampirinya.
" Permisi, Bu!" sapaku, menarik perhatiannya. Dengan nafas berat naik-turun, ia bergeser memberiku tempat duduk. Ibu itu menatapku, tersenyum tipis.
" Sendirian, rupanya," kucoba memecahkan kebekuan.
"Ya, begitulah. Habis dengan siapa lagi, Nak?" jawabnya datar, tapi air mukanya menggambarkan kesedihan. "Sudah biasa, kok. Saudara semuanya jauh, sedang yang dekat repot dengan urusannya masing-masing.
Ada sih keponakan, barusan dia yang mengantar Ibu ke mari. Tapi katanya kelamaan kalau dia mesti menunggu sampai selasai."
"Selalu periksa ke sini, Bu?"
"Ya, mengontrol kadar gula.Belakangan ini kepala Ibu sering pusing-pusing.
Malah, batuk ini rasanya makin parah saja," katanya, sambil merapatkan ujung jaketnya. "Maklum, Nak, sudah tua," tambahnya kemudian. Aku mengangguk mengerti.
Percakapan bernada basa-basi menggelinding begitusaja.
Heran, ada saja sesuatu yang bisa dijadikan bahan obrolan.
Padahal jarang sekali aku bisa begini akrab dengan orang baru dikenal.
Mungkin karena aku merasa iba dengan kesendiriannya.
Atau karena aku tengah menyibak jati dirinya?
"Rumah kamu di sekitar sini, Nak?"
"Benar, Bu. Di Jalan Ahmad Dahlan."
"Dekat dengan TK Aisyiyah?"
"Masih masuk lagi, sekitar delapan ratusan meter. Ibu sering mengantar cucu ke sana, barangkali?" tebakku langsung. Lumayan lama tak kudengar jawaban keluar dari mulutnya.
"Cucu Ibu jauh, di luar Jawa semua," lanjutnya setengah bergumam, seperti ditujukan untuk dirinya sendiri.
"Kadang-kadang Ibu merasa sepi yang amat sepi. Sendiri di masa tua, tanpa anak-cucu, amat menyakitkan!" suaranya lirih, bergetar menahan emosi. Beberapa detik kami terdiam. Aku menyesali pertanyaanku.
"Ibu pernah menjadi guru di sana ", katanya kemudian, nada suaranya lebih lunak. Tak pelak, kalimat inilah jawaban semua pertanyaanku. Aku terhenyak sesaat.
Ada rasa perih mengiris hati. Kenyataan ibu itu menjadi perekat atas penggalan kenangan dalam ingatanku. Suatu peristiwa masa lalu dipertemukan maknanya dengan perasaan pernah kenal.
Aku terdiam, tak mampu berbuat apa-apa kecuali merekonstruksi masa silam.
Kubayangkan ia kujumpai di suatu kehidupan lain. Dua puluh tahun lalu.
Pagi itu aku tergopoh-gopoh mendekati ayunan. Sengaja aku datang pagi biar bisa menaikinya.
Kulihat baru beberapa teman yang datang. Dengan semangat kujejakkan kakiku untuk mendorong ayunan itu supaya tinggi.
Di tengah keasyikanku, ia muncul menggandeng Vita yang menangis. Ia menyuruhku berhenti, menurunkanku, dan mendudukkan Vita di atas ayunan. Dalam sekejap tangis Vita berhenti. Ia tersenyum, begitu pun mamanya. Aku pandangi mereka dengan mata nanar.
Ingin aku menangis, tapi tidak ada yang bisa membela hakku.

Di antara teman-teman, memang hanya aku yang tidak pernah rewel minta ditunggui Ibu. Dengan logika anak-anak, waktu itu aku sudah mampu memahami keadaan Ibu yang repot mengurus adikku.

Ditambah lagi kondisi ekonomi keluargaku tak cukup mapan. Inikah sebabnya aku selalu kalah dan dikalahkan?.
"Jam berapa, Nak?" tanyanya mengagetkanku. Aku sempat agak bingung beberapa saat.
"Jam lima seperempat," jawabku, singkat.
"Sudah hampir Maghrib," katanya lagi. Kudengar ia menghela napas panjang.
Ia tampak sangat lelah.
Kembali aku tertepekur. Kenangan masih kecil kembali menghampiri ingatanku.
Kini jelas sekali tergambar di depan mataku peristiwa karnaval itu.
Ah, hatiku terasa makin pedih. Besok adalah hari karnaval dalam rangka
hari anak, katanya, menjelaskan di depan kelas. Kami bersorak kegirangan.
Aku katakan pada Dewi, aku mau berpakaian ala pilot. Dewi tidak mau
ketinggalan, ia bilang ia ingin jadi astronaut.
Lalu Dodi menyela, membanggakan dirinya berpakaian ala dokter. Tapi karena karnaval itu dilombakan, Bu Guru sudah menentukan jenis pakain yang harus kami kenakan.

Ia membagikan kertas kecil bertuliskan satu gaya busana. Aku tidak bisa baca, namun aku menerimanya dengan senang hati seperti teman-teman lain.

Aku baru kecewa ketika Ibu membacakannya untukku. Petani? Aku tidak mau berpakaian petani. Aku mau berbusana dokter seperti Agung atau Dodi, atau polwan seperti Intan atau penari Bali seperti Mely, atau...
"Sebentar lagi giliranmu, Nak," katanya tiba-tiba, menarikku ke alam
nyata.
Aku tidak menanggapinya. Kupandang kedua matanya sekilas. Ada rasa bimbang menyelimuti perasaanku. Di satu sisi aku benci karena ia tidak memperlakukan
aku seperti ia memperlakukan Agung, Vita,Intan, atau Mely, yang kuanggap
anak orang kaya. Apalagi perasaan tersisih itu kadang-kadang masih
menghantuiku, sampai saat ini. Namun, di sisi lain kesendiriannya
membuatku jatuh iba.
Cukup lama aku termangu. Pintu kamar periksa bergerak terbuka, pertanda giliran berikutnya masuk.Bersamaan dengan itu batuknya pecah lagi. Ini semakin memperkuat niatku.
"Silakan Ibu duluan!"Akhirnya aku mengalahkan egoku. Bisa kurasakan wajah keriput itu mengekspresikan rasa heran. Kuanggukan kepala dalam-dalam, sebagai isyarat bahwa tawaranku sungguh-sungguh. Ia melangkah ragu-ragu menuju kamar periksa. Sebelum seluruh tubuhnya masuk, sekali lagi ia menoleh kepadaku.

Hujan telah sempurna reda. Kuayun langkahku meninggalkan tempat praktik Dokter Arifin dengan perasaan lega luar biasa. Ada rasa plong menghinggapiku kini, entah atas sebab apa.

Kusapukan pandangan ke arah kerumunan orang di sana. Aku berusaha menemukan seseorang. Nah itu dia, berdiri agak jauh dari kerumunan kecil itu.
Mungkin ia sedang menunggu andong yang akan mengantarnya pulang. Malam begini biasanya agak susah.
"Mari saya antar, Bu!" kataku, mempersilakannya. Ia tidak cepat mengiyakan.
Barangkali ia kurang percaya pada kebaikanku yang tiba-tiba ia terima untuk kedua kalinya. Pelan ia mendekatiku, lalu dengan kaku membonceng di atas sepeda motor bututku. Kami pun melaju dengan kecepatan sedang.
"Perempatan depan belok kanan, gang ketiga.Ya, rumah kedua berpagar biru!"
"Di sini, Bu?"
"Yak, di sini, nah cukup. Aduh, terima kasih sekali, Nak..."
"Utami, Bu."
"Utami?" ia seperti berusaha mengingat sesuatu sambil mengeja namaku.
"Terlalu banyak orang bernama Utami, Bu," timpalku cepat.
"Ya, banyak memang, tapi..."
"Sudah malam, Bu."
"Eh, sebentar. Apa tidak sebaiknya mampir dulu?"
"Insya Allah, lain kali, Bu."
"Lho, kok begitu?"
"Bu Sri," nada suaraku menggantung.
"Nak kenal Ibu?"
"Saya murid Ibu di TK dulu."
"Murid TK?...U...ta...mi!"
Masih dalam keterpakuan, kujabat erat tangannya. Sebelum berlalu kuucapkan
salam untuknya. Aku tinggalkan ia sebelum menyadari sepenuhnya yang
barusan terjadi. Namun, beberapa saat kemudian aku dengar teriakannya.
"Terima kasih, Nak Utami!"
Aku tersenyum sendiri. Suasana hatiku begitu damai. Di tengah jalan aku
melagukan, bergumam kukira lebih tepat, sepenggal bait Ebit G. Ade. Ah,
kenapa baru kupahami maknanya sekarang? Padahal bait ini sering kusenandungkan.
Ada yang mesti kupikir lagi melepas dendam dan sakit hati Dan berjuang membendung benci
Tuhan, jagalah tanganku ini...

Semoga bermanfaat :p
Cetak Halaman Ini++Baca Selengkapnya »»

KENANGLAH KEBAIKAN ORANG-ORANG DALAM HIDUP ANDA

Oleh:Pepen Hermawan, ST., S.Pd.
Banyak orang keluar masuk dalam hidup kita. Ada yang melintas dalam segmen singkat, namun membekas keras. Ada yang telah lama berjalan beriringan,tetapi tak disadari arti kehadirannya.

Ada pula yang begitu jauh di mata,sedangkan penampakannya melekat di hati. Ada yang datang pergi begitu saja seolah tak pernah ada. Semua orang yang pernah singgah dalam hidup kita bagaikan manik-manik pembentuk mosaik catatan sejarah. Gambaran itu sebenarnya telah terbentuk, hanya saja tak pernah selesai. Atau kita salah lihat, sehingga seringkali tak bisa dinikmati keindahan karyanya.

Ambillah waktu sejenak untuk mengenang mereka yang pernah hadir dalam hidup
anda. Kenanglah seluruh kebaikan mereka serta kebaikan yang mungkin tersembunyi di balik tabir kekecewaan. Mereka adalah orangtua dan guru, sanak dan kerabat, teman serta sahabat. Juga tiada salahnya mengenang mereka yang pernah anda anggap musuh dan pengkhianat. Atau yang tak pernah anda tahu nama dan wajahnya. Bagaimana pun mereka telah turut memahat pribadi anda; menyapukan tinta pada lukisan hidup anda; menyiangi tanaman jiwa anda.

Kenanglah dalam genangan cinta yang tak bertepi. Hanya dalam tatapan
cintalah anda bisa memandang indahnya kehidupan ini. Karena tiada secuilpun
hidup yang perlu disesali, maka hanya cinta dan kasih sayanglah jawabannya.
Cetak Halaman Ini++Baca Selengkapnya »»

Cerita Jam

Oleh:Pepen Hermawan, ST., S.Pd.
Alkisah, seorang pembuat jam tangan berkata kepada jam yang sedang
dibuatnya. "Hai jam, apakah kamu sanggup untuk berdetak paling tidak
31,104,000 kali selama setahun?"


"Ha?," kata jam terperanjat, "Mana sanggup saya?"

"Bagaimana kalau 86,400 kali dalam sehari?"

"Delapan puluh ribu empat ratus kali? Dengan jarum yang ramping-ramping
seperti ini?" jawab jam penuh keraguan.

"Bagaimana kalau 3,600 kali dalam satu jam?"

"Dalam satu jam harus berdetak 3,600 kali? Banyak sekali itu" tetap saja
jam ragu-ragu dengan kemampuan dirinya.

Tukang jam itu dengan penuh kesabaran kemudian bicara kepada si jam.
"Kalau begitu, sanggupkah kamu berdetak satu kali setiap detik?"

"Naaaa, kalau begitu, aku sanggup!" kata jam dengan penuh antusias.

Maka, setelah selesai dibuat, jam itu berdetak satu kali setiap detik.
Tanpa terasa, detik demi detik terus berlalu dan jam itu sungguh luar
biasa karena ternyata selama satu tahun penuh dia telah berdetak tanpa
henti. Dan itu berarti ia telah berdetak sebanyak 31,104,000 kali.

Ada kalanya kita ragu-ragu dengan segala tugas pekerjaan yang begitu
terasa berat. Namun sebenarnya kalau kita sudah menjalankannya, kita
ternyata mampu. Bahkan yang semula kita anggap impossible untuk
dilakukan sekalipun.

Jangan berkata "tidak" sebelum Anda pernah mencobanya.
Cetak Halaman Ini++Baca Selengkapnya »»

TUMBUHKAN KASIH, SIRNAKAN ANGKARA

Oleh:Pepen Hermawan, ST., S.Pd.
Secarik Motivasi:

Gunung tinggi dapat tercipta dari tumpukan-tumpukan krikil.
Demikian halnya dengan kemarahan yang memuncak terwujud karena anda memelihara butir-butir kemarahan kecil dalam diri.
Benarkah cara terbaik mengenyahkan amarah adalah dengan meluapkannya? Bila demikian, mengapa banyak orang menjadi pemarah padahal mereka selalu menyalurkannya lepas? Benarkah tubuh ini bagai balon yang penuh berisi angin, sehingga untuk mengempeskannya anda harus meletuskan balon itu?

Anda harus mengamati setiap emosi yang hadir dalam diri anda secara cermat dan berhati-hati. Dengan demikian sejak dini anda dapat mengenali setiap butir benih kekesalan dan kekecewaan yang dapat membangkitkan kemarahan. Disaat itulah anda bekerja untuk menundukkannya. Bukankah, melatih harimau buas lebih mudah dilakukan ketika ia masih kecil. Dan, cara terbaik untuk mengenyahkan benih-benih kemarahan yang menggangu diri anda adalah dengan menumbuhkan benih-benih kasih sayang dalam diri anda. Kasih sayang inilah yang akan membuahkan kesabaran, toleransi, kelembutan, kedamaian dan rasa menerima.
Semoga bermanfaat :p
Cetak Halaman Ini++Baca Selengkapnya »»

KEBOHONGAN

Oleh:Pepen Hermawan, ST., S.Pd.
Dusta adalah cela dan kejahatan
Kepada kehancuran, dia mengarahkan

Kulihat anak-anak yang dalam kebohongan
Mereka celaka dan mengikis kemuliaan

Dusta adalah keburukan dan petaka
Siapa disana, niscaya lenyap wibawanya
Tiada keraguan, dialah keburukan
Yang senantiasa menggiring kepada kehancuran

Kebohongan melenyapkan keindahan
Dialah yang merendahkan para insan
Siapa berbanyak dengan dusta-dusta
Niscaya jauh dari kehormatan dan mulia

Barang siapa membuat-buat dusta
Percayalah, tiada keuntungan baginya
Dan di sisiNya
Adzab berlipat ganda menimpa mereka

Jangan sekali-kali berbohong
Karena, dialah penyakit yang paling berbahaya
Dan betapa sulit menyembuhkannya
Dan betapa rugi, tiap insan yang mengambilnya.

Jangan boong ateuh......
Cetak Halaman Ini++Baca Selengkapnya »»

WORTEL, TELOR, dan KOPI

Oleh:Pepen Hermawan, ST., S.Pd.
Seorang anak mengeluh pada ayahnya mengenai kehidupannya dan menanyakan mengapa hidup ini terasa begitu berat baginya. Ia tidak tahu bagaimana menghadapinya dan hampir menyerah. Ia sudah lelah untuk berjuang. Sepertinya setiap kali satu masalah selesai, timbul masalah baru.


Ayahnya, seorang koki, membawanya ke dapur. Ia mengisi 3 panci dengan air dan menaruhnya di atas api. Setelah air di panci-panci tersebut mendidih. Ia menaruh wortel di dalam panci pertama, telur di panci kedua dan ia menaruh kopi bubuk di panci terakhir. Ia membiarkannya mendidih tanpa berkata-kata.

Si anak membungkam dan menunggu dengan tidak sabar, memikirkan apa yang sedang dikerjakan sang ayah. Setelah 20 menit, sang ayah mematikan api. Ia menyisihkan wortel dan menaruhnya di mangkuk, mengangkat telur dan meletakkannya di mangkuk yang lain, dan menuangkan kopi di mangkuk lainnya. Lalu ia bertanya kepada anaknya, "Apa yang kau lihat, nak?" "Wortel, telur, dan kopi" jawab si anak.

Ayahnya mengajaknya mendekat dan memintanya merasakan wortel itu. Ia melakukannya dan merasakan bahwa wortel itu terasa lunak. Ayahnya lalu memintanya mengambil telur dan memecahkannya. Setelah membuang kulitnya, ia mendapati sebuah telur rebus yang mengeras. Terakhir, ayahnya memintanya untuk mencicipi kopi. Ia tersenyum ketika mencicipi kopi dengan aromanya yang khas. Setelah itu, si anak bertanya, "Apa arti semua ini, Ayah?"

Ayahnya menerangkan bahwa ketiganya telah menghadapi kesulitan yang sama, perebusan, tetapi masing-masing menunjukkan reaksi yang berbeda. Wortel sebelum direbus kuat, keras dan sukar dipatahkan. Tetapi setelah direbus, wortel menjadi lembut dan lunak. Telur sebelumnya mudah pecah. Cangkang tipisnya melindungi isinya yang berupa cairan. Tetapi setelah direbus, isinya menjadi keras. Bubuk kopi mengalami perubahan yang unik. Setelah berada di dalam rebusan air, bubuk kopi merubah air tersebut. "Kamu termasuk yang mana?," Tanya ayahnya. "Ketika kesulitan mendatangimu, bagaimana kau menghadapinya? Apakah kamu wortel, telur atau kopi?"
Semoga bermanfaat :p
Cetak Halaman Ini++Baca Selengkapnya »»

MAKAN SIANG BERSAMA TUHAN

Oleh:Pepen Hermawan, ST., S.Pd.
Ada seorang anak yang rindu bertemu dengan Tuhannya. Ia menyadari bahwa perjalanan panjang diperlukan ke rumah Tuhan, karena itu dikemaslah tasnya dengan kue Twinkies dan satu pack root beer berisi 6 kaleng lalu memulaikan perjalanannya.


Ketika telah melampaui beberapa blok dari rumahnya, ia bertemu dengan seorang tua. Ia sedang duduk di taman dekat air memperhatikan burung burung.

Sang anak duduk dekat dengannya lalu membuka tas. Ketika ia mengambil root beer (bir tidak beralkohol) untuk melepaskan dahaganya ia perhatikan bahwa orang tua itu kelihatan lapar sedang memandang padanya. Dengan segera ia menawarkan kue Twinkie kepada orang tua itu.

Dengan gembira ia menerima dan memberikan senyum padanya. Senyum itu luar biasa menarik sehingga anak ini senang untuk menikmatinya lagi. Itu sebabnya anak ini menawarkan lagi kepada orang tua itu sekaleng root beer.

Sekali lagi, ia tersenyum kepadanya. Anak ini sangat gembira! Sepanjang petang mereka duduk disana, makan dan tersenyum, tanpa mengeluarkan sepatah kata.

Ketika malam turun, anak ini merasa lelah, ia berdiri untuk meninggalkan tempat itu, namun sebelum ia melangkahkan kakinya, ia berbalik dan lari keorang tua itu dan memberikan sebuah pelukan.

Orang tua itu memberikan senyumnya yang lebar. Ketika anak ini membuka pintu rumahnya beberapa waktu kemudian, ibunya terkejut melihat kegembiraan memancar diwajah anaknya. Ia bertanya: Apa yang terjadi hari ini sehingga membuat kamu begitu senang?

Sang anak menjawab: "Saya berkesempatan makan siang bersama Tuhan". Dan sebelum ibu memberikan responsnya, anak ini menambahkan: " Ibu, Ibu tahu senyumnya, itulah senyum paling indah yang pernah saya lihat".

Sementara itu, si orang tua, juga penuh dengan kegembiraan, pulang kerumahnya.
Anaknya terpesona melihat kedamaian memancar diwajahnya dan bertanya: "Ayah,
apa yang terjadi hari ini membuat kamu sangat bergembira?

Ia menjawab: " Saya makan Kue Twinkies di taman bersama Tuhan". Dan sebelum
anaknya merespon, ia menambahkan:

"Kamu tahu, Dia lebih muda dari yang saya duga"

Terlalu sering kita menganggap remeh kuasa dalam senyum, jamahan, kata kata yang baik, telinga yang mendengar, pemberian yang tulus atau perhatian perhatian kecil. Semua itu berpotensi membuat kehidupan seseorang menjadi istimewa atau bahkan merubah kehidupan seseorang.
semoga bermanfaat:p
Cetak Halaman Ini++Baca Selengkapnya »»

Api dan Asap

Oleh:Pepen Hermawan, ST., S.Pd.
Suatu ketika, ada sebuah kapal yang tenggelam diterjang badai. Semuanya porak poranda. Tak ada awak yang tersisa, kecuali satu orang yang berhasil mendapatkan pelampung. Namun, nasib baik belum berpihak pada pria ini. Dia terdampar pada sebuah pulau kecil tak berpenghuni, sendiri, dan tak punya bekal makanan.


Dia terus berdoa pada Tuhan untuk menyelamatkan jiwanya. Setiap saat,dipandangnya ke penjuru cakrawala, mengharap ada kapal yang datang merapat. Sayang, pulau ini terlalu terpencil. Hampir tak ada kapal yang mau melewatinya.

Lama kemudian, pria ini pun lelah untuk berharap. Lalu, untuk menghangatkan badan, ia membuat perapian, sambil mencari kayu dan pelepah nyiur untuk tempatnya beristirahat. Dibuatnya ruman-rumahan, sekedar tempat untuk melepas lelah. Disusunnya semua nyiur dengan cermat, agar bangunan itu kokoh dan dapat bertahan lama.

Keesokan harinya, pria malang ini mencari makanan. Dicarinya buah-buahan untuk penganjal perutnya yang lapar. Semua pelosok dijelajahi, hingga kemudian, ia
kembali ke gubuknya. Namun, ia terkejut. Semuanya telah hangus terbakar, rata dengan tanah, hampir tak bersisa. Gubuk itu terbakar, karena perapian yang lupa dipadamkannya. Asap membubung tinggi, dan hilanglah semua kerja kerasnya
semalam. Pria ini berteriak marah, "Ya Tuhan, mengapa Kau lakukan ini padaku.
Mengapa?... Mengapa?". Teriaknya melengking menyesali nasib.

Tiba-tiba...terdengar peluit yang ditiup. Tuittt.....tuuitttt. Ternyata ada sebuah kapal yang datang. Kapal itu mendekati pantai, dan turunlah beberapa orang menghampiri pria yang sedang menangisi gubuknya ini. Pria ini kembali terkejut, ia lalu bertanya, "Bagaimana kalian bisa tahu kalau aku ada disini?
Mereka menjawab, "Kami melihat simbol asapmu!!"

Teman, sangat mudah memang bagi kita, untuk marah saat musibah itu tiba. Nestapa yang kita terima, tampak akan begitu berat, saat terjadi dan berulang-ulang. Kita memang bisa memilih untuk marah, mengumpat, dan terus mengeluh. Namun, teman, agaknya kita tak boleh kehilangan hati kita. Sebab, Tuhan selalu ada pada hati kita, walau dalam keadaan yang paling berat sekalipun.

Dan teman, ingatlah, saat ada "asap dan api" yang membubung dan terbakar dalam hatimu, jangan kecil hati. Jangan sesali semua itu. Jangan hilangkan perasaan sabar dalam kalbumu. Sebab, bisa jadi, itu semua adalah sebagai tanda dan simbol bagi orang lain untuk datang padamu, dan mau menolongmu. Sebab, untuk semua hal buruk yang kita pikirkan, akan selalu ada jawaban yang menyejukkan dari-Nya. Tuhan Maha Tahu yang terbaik buat kita. Jangan hilangkan harapan itu.
Cetak Halaman Ini++Baca Selengkapnya »»

TIGA ORANG BERJANGGUT

Oleh:Pepen Hermawan, ST., S.Pd.
Suatu ketika, ada seorang wanita yang kembali pulang ke rumah, dan ia melihat ada 3 orang pria berjanggut yang duduk di halaman depan.

Wanita itu tidak mengenal mereka semua.
Wanita itu berkata,"Aku tidak mengenal Anda, tapi aku yakin Anda semua pasti sedang lapar. Mari masuk ke dalam, aku pasti punya sesuatu untuk mengganjal perut.

Pria berjanggut itu lalu balik bertanya, " Apakah suamimu sudah pulang ?" Wanita itu menjawab," Belum, dia sedang keluar." Oh kalau begitu, kami tak ingin masuk. Kami akan menunggu sampai suamimu kembali ", kata pria itu.

Di waktu senja, saat keluarga itu berkumpul, sang isteri menceritakan semua kejadian tadi. Sang suami, awalnya bingung dengan kejadian ini, lalu ia berkata pada istrinya, " Sampaikan pada mereka, aku telah kembali, dan mereka semua boleh masuk untuk menikmati makan malam ini."

Wanita itu kemudian keluar dan mengundang mereka untuk masuk ke dalam. " Maaf, kami semua tak bisa masuk bersama-sama", kata pria itu hampir bersamaan. " Lho, kenapa ?" tanya wanita itu karena merasa heran. Salah seorang pria itu berkata, " Nama dia Kekayaan," katanya sambil menunjuk seorang pria berjanggut di sebelahnya, " Sedangkan yang ini bernama Kesuksesan, sambil memegang bahu pria berjanggut lainnya.

Sedangkan aku sendiri bernama Cinta. Sekarang, coba tanya kepada suamimu, siapa diantara kami yang boleh masuk ke rumahmu ?" Wanita itu kembali masuk ke dalam, dan memberitahu pesan pria di luar. Suaminyapun merasa heran. " Ohho menyenangkan sekali. Baiklah, kalau begitu, coba kamu ajak si Kekayaan masuk ke dalam. Aku ingin rumah ini penuh dengan Kekayaan." Istrinya tak setuju dengan pilihan itu. Ia bertanya, "

Sayangku, kenapa kita tak mengundang si Kesuksesan saja? Sebab sepertinya kita perlu dia untuk membantu keberhasilan panen kebun kita." Ternyata, anak mereka mendengarkan percakapan itu. Ia pun ikut mengusulkan siapa yang akan masuk kedalam rumah. "
Bukankah lebih baik jika kita mengajak si Cinta yang masuk ke dalam ? Rumah kita
ini akan nyaman dan penuh dengan kehangatan Cinta." Suami-istri itu setuju dengan pilihan buah hati mereka. " Baiklah, ajak masuk si Cinta ini ke dalam. Dan malam ini, Si Cinta menjadi teman santap malam kita." Wanita itu kembali keluar, dan bertanya kepada 3 pria itu. " Siapa diantara Anda yang bernama Cinta ? Ayo, silahkan masuk, Anda menjadi tamu kita malam ini." Si Cinta bangkit, dan berjalan menuju beranda
rumah. Ohho .. ternyata, kedua pria berjanggut lainnya pun ikut serta. Karena merasa ganjil, wanita itu bertanya kepada si Kekayaan dan si Kesuksesan " Aku hanya mengundang si Cinta yang masuk ke dalam,tapi kenapa kamu ikut juga ?" Kedua pria yang
ditanya itu menjawab bersamaan. " Kalau Anda mengundang si Kekayaan, atau si Kesuksesan, maka yang lainnya akan tinggal di luar.

Namun, karena Anda mengundang si Cinta, maka, kemanapun Cinta pergi, kami akan ikut selalu bersamanya. Dimana ada Cinta, maka Kekayaan dan Kesuksesan juga akan ikut
serta." " Sebab, ketahuilah, sebenarnya kami buta. Dan hanya si Cinta yang bisa melihat. Hanya dia yang bisa menunjukkan kita pada jalan kebaikan, kepada jalan
yang lurus. Maka, kami butuh bimbingannya saat berjalan. Saat kami menjalani hidup ini."
Cetak Halaman Ini++Baca Selengkapnya »»

Obat Penghapus Dosa

Oleh:Pepen Hermawan, ST., S.Pd.
Seorang tabib di kota bashrah, menguraikan resep obat penghapus dosa dan penyembuh penyakit hati.

Resep itu kemudian dikisahkan oleh Hasan Al Basri, sebagai berikut :
Ambillah akar pohon kefakiran dan kerendahan hati, simpan kedua akar tersebut dalam keranjang tobat, tumbuklah dengan lesung ridha, haluskan dengan saringan qonaah (puas hati) masukkan kedalam mangkok taqwa campur dengan air haya(rasa malu), didihkan diatas api mahabbah (cinta )tuangkan kedalam bejana syukur. Dinginkan dengan angin harapan dan kemudian minumlah dengan sendok hamdallah(pujian kepada allah), insya Allah engkau akan selamat dari segala penyakit dan berbicara baik didunia maupun di akhirat."
Cetak Halaman Ini++Baca Selengkapnya »»

Menjadi Dewasa

Oleh:Pepen Hermawan, ST., S.Pd.

Setiap hari kita berjalan meniti umur yang tidak kita ketahui sampai
kapan...alangkah sia-sia bila waktu yg begitu singkat tidak kita isi dengan
perbuatan yang berguna... ada suatu cerita yang bisa kita petik pelajaran didalamnya....


Cerita ini saya dapatkan dari seorang dosen, thanks pall, selalu bersemangat jika kuajak minum kopi(hehehe)

IMPIAN SEORANG MAHASISWI

Hari pertama kuliah di kampus, profesor memperkenalkan diri dan menantang kami untuk berkenalan dengan seseorang yang belum kami kenal. Saya berdiri dan melihat sekeliling ketika sebuah tangan lembut menyentuh bahu saya. Saya menengok dan mendapati seorang wanita tua, kecil, dan berkeriput, memandang dengan wajah yang berseri-seri dengan senyum yang cerah.

Ia menyapa, "Halo anak cakep. Namaku Rose. Aku berusia delapan puluh tujuh. Maukah kamu memelukku?"
Saya tertawa dan dengan antusias menyambutnya, "Tentu saja boleh!".
Diapun memberi saya pelukan yang sangat erat. "Mengapa kamu ada di kampus pada usia yang masih muda dan tak berdosa seperti ini?" tanya saya berolok-olok.

Dengan bercanda dia menjawab, "Saya di sini untuk menemukan suami yang kaya, menikah, mempunyai beberapa anak, kemudian pensiun dan bepergian."

"Ah yang serius?" pinta saya. Saya sangat ingin tahu apa yang telah memotivasinya untuk mengambil tantangan ini di usianya.
"Saya selalu bermimpi untuk mendapatkan pendidikan tinggi dan kini saya
sedang mengambilnya!" katanya.

Setelah jam kuliah usai, kami berjalan menuju kantor senat mahasiswa dan berbagi segelas chocolate milkshake. Kami segera akrab. Dalam tiga bulan kemudian, setiap hari kami pulang bersama-sama dan bercakap-cakap tiada henti. Saya selalu terpesona mendengarkannya berbagai pengalaman dan kebijaksanaannya. Setelah setahun berlalu, Rose menjadi bintang kampus dan dengan mudah dia berkawan dengan siapapun.Dia suka berdandan dan segera mendapatkan perhatian dari para mahasiswa lain. Dia pandai sekali menghidupkannya suasana.

Pada akhir semester kami mengundang Rose untuk berbicara di acara makan malam klub sepak bola kami. Saya tidak akan pernah lupa apa yang diajarkannya pada kami. Dia diperkenalkan dan naik ke podium. Begitu dia mulai menyampaikan pidato yang telah dipersiapkannya, tiga dari lima kartu pidatonya terjatuh ke lantai.

Dengan gugup dan sedikit malu dia bercanda pada mikrofon. Saat kami tertawa dia membersihkan kerongkongannya dan mulai, "Kita tidak pernah berhenti bermain karena kita tua; kita menjadi tua karena kita berhenti bermain. Hanya ada empat rahasia untuk tetap awet muda, tetap bahagia, dan meraih sukses. Kamu harus tertawa dan menemukan humor setiap hari. Kamu harus mempunyai mimpi. Bila kamu kehilangan mimpi-mimpimu, kamu mati. Ada banyak sekali orang yang berjalan di sekitar kita yang mati namun tidak mengetahuinya!"

Sungguh jauh berbeda antara menjadi tua dan menjadi dewasa.

Bila kamu berumur sembilan belas tahun dan berbaring di tempat tidur selama satu tahun penuh, tidak melakukan apa-apa, kamu tetap akan berubah menjadi dua puluh tahun. Bila saya berusia delapan puluh tujuh tahun dan tinggal di tempat tidur selama satu tahun, tidak melakukan apapun, saya tetap akan menjadi delapan puluh delapan.

Setiap orang pasti menjadi tua.
Itu tidak membutuhkan suatu keahlian atau bakat.

Tumbuhlah dewasa dengan selalu mencari kesempatan dalam perubahan. Jangan pernah menyesal.Orang-orang tua seperti kami biasanya tidak menyesali apa yang telah diperbuatnya, tetapi lebih menyesali apa yang tidak kami perbuat. Orang-orang yang takut mati adalah mereka yang hidup dengan penyesalan.

Rose mengakhiri pidatonya dengan bernyanyi "The Rose". Dia menantang setiap orang untuk mempelajari liriknya dan menghidupkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Akhirnya Rose meraih gelar sarjana yang telah diupayakannya sejak beberapa tahun lalu. Seminggu setelah wisuda, Rose meninggal dunia dengan damai.

Lebih dari dua ribu mahasiswa menghadiri upacara pemakamannya sebagai penghormatan pada wanita luar biasa yang mengajari kami dengan memberikan teladan bahwa tidak ada yang terlambat untuk apapun yang bisa kau lakukan.

Ingatlah, menjadi tua adalah keharusan, menjadi dewasa adalah pilihan.
Cetak Halaman Ini++Baca Selengkapnya »»

Tujuh Keajaiban Dunia

Oleh:Pepen Hermawan, ST., S.Pd.
Sekelompok siswa kelas geografi sedang mempelajari 'Tujuh Keajaiban Dunia.'
Pada awal dari pelajaran, mereka diminta untuk membuat daftar apa yang
mereka pikir merupakan 'Tujuh Keajaiban Dunia' saat ini. Walaupun ada
beberapa ketidaksesuaian, sebagian besar daftar berisi:

1] Piramida
2] Taj Mahal
3] Tembok Besar Cina
4] Menara Pisa
5] Kuil Angkor
6] Menara Eiffel
7] Kuil Parthenon
Ketika mengumpulkan daftar pilihan, sang guru memperhatikan seorang pelajar, seorang gadis yang pendiam, yang belum mengumpulkan kertas kerjanya. Jadi, sang guru bertanya kepadanya apakah dia mempunyai kesulitan dengan daftarnya.

Gadis pendiam itu menjawab, 'Ya, sedikit. Saya tidak bisa memilih karena sangat banyaknya.' Sang guru berkata,'Baik, katakan pada kami apa yang kamu miliki, dan mungkin kami bisa membantu memilihnya.'

Gadis itu ragu sejenak, kemudian membaca, 'Saya pikir, 'Tujuh Keajaiban
Dunia' adalah,
1] Bisa melihat,
2] Bisa mendengar,
3] Bisa menyentuh,
4] Bisa menyayangi,
5] Bisa merasakan,
6] Bisa tertawa, dan
7] Bisa mencintai

Ruang kelas tersebut sunyi seketika. Alangkah mudahnya bagi kita untuk melihat pada eksploitasi manusia dan menyebutnya 'keajaiban'. Sementara kita lihat lagi
semua yang telah Tuhan karuniakan untuk kita, kita menyebutnya sebagai 'biasa'.
Cetak Halaman Ini++Baca Selengkapnya »»

FENOMENA: Mustika

Oleh:Pepen Hermawan, ST., S.Pd.

Dahulu kala, ada seorang yang suka memuji-muji orang lain demi keuntungannya sendiri. Suatu hari ia mencoba menghadiahkan sepotong batu giok pada seorang menteri. Meskipun dibujuk, menteri itu menolak untuk menerima pemberian itu.


Orang itu berkata, "Ini adalah mustika sejati! Orang biasa tak patut memakainya. Hanya orang sehebat Tuan yang berhak memakainya. Jadi ini hanya tepat dimiliki dan dikenakan oleh Tuan."

"Anda boleh menganggapnya sebagai mustika," kata sang menteri, "Namun saya tidak gampang menerimanya hanya karena rayuan. Itulah mustikaku."

Nubogalalakon:"Saya melewati hari ini hanya sekali; karenanya setiap perbuatan baik yang dapat saya lakukan atau kebaikan apapun yang bisa saya perbuat kepada siapapun, biarlah saya melakukannya sekarang. Jangan biarkan saya mengabaikannya, karena pasti saya tidak akan melewati hari ini lagi."
Cetak Halaman Ini++Baca Selengkapnya »»

Tempayan Retak

Oleh:Pepen Hermawan, ST., S.Pd.
Seorang tukang air di India memiliki dua tempayan besar, masing-masing bergantung pada kedua ujung sebuah pikulan, yang dibawanya menyilang pada bahunya. Satu tempayan itu retak, sedangkan tempayan yang satunya lagi tidak.

Jika tempayan yang tidak retak itu dapat membawa air penuh setelah perjalanan panjang dari mata air ke rumah majikannya, tempayan retak itu hanya dapat membawa air setengah penuh. Selama dua tahun, hal itu terjadi setiap hari. Si tukang air hanya dapat membawa satu setengah tempayan air ke rumah majikannya.
Tentu saja si tempayan yang bagus merasa bangga akan prestasinya, karena dapat menunaikan tugasnya dengan sempurna. Tempayan retak yang malang merasa malu akan kekurangannya sebab ia hanya bisa memberikan setengah dari porsi yang seharusnya dapat diberikannya. Setelah dua tahun tertekan dengan kegagalan pahit ini tempayan retak itu berkata pada si tukang air, ”saya sungguh malu pada diri saya sendiri, dan saya ingin mohon maaf kepadamu.”
“ Kenapa ?” tanya si tukang air . “Kenapa kamu merasa malu?“ “Selama dua tahun ini saya membawa setengah air dari porsi yang seharusnya dapat saya bawa. Air itu bocor sepanjang jalan menuju rumah majikan kita. Karena cacadku itu saya telah membuatmu rugi,” Kata tempayan itu. Si tukang air merasa kasihan pada tempayan retak dan berkata, “Jika kita kembali lagi ke rumah besok, aku ingin kamu memperhatikan bunga-bunga indah sepanjang jalan.”
Benar, ketika mereka naik keatas bukit, si tempayan retak memperhatikan dan baru menyadari bahwa ada bunga-bunga indah disepanjang sisi jalan, dan itu membuatnya sedikit trhibur. Namun pada akhir perjalan ia kembali sedih karena separuh air yang dibawanya telah bocor, dan kembali tempayan retak itu meminta maaf pada si tukang air atas kegagalannya. Si tukang air berkata kepada tempayan itu, “Apakah kamu memperhatikan adanya bunga-bunga di sepanjang jalan disisimu tapi tidak ada bunga di sepanjang jalan pada sisi tempayan yang lain yang tidak retak itu? Itu karena aku selalu menyadari akan cacadmu dan aku memanfaatkannya. Aku telah menanam benih-benih bunga disepanjang jalan pada sisimu, dan setiap hari jika kita berjalan pulang dari mata air, kamu mengairi benih-benih itu. Selama dua tahun itu aku telah dapat memetik bunga-bunga indah itu untuk menghias meja majikan kita. Tanpa kamu sebagaimana kamu ada seperti sekarang ini, majikan kita tidak akan menikmati keindahan bunga itu dan menghias rumahnya seindah sekarang ini.”
Hikmah dari kisah di atas adalah bahwa setiap kita memiliki cacad dan kekurangan. Kita semua adalah tempayan retak. Di mata Allah yang Maha Bijaksana tak ada yang terbuang percuma. Jangan takut akan kekuranganmu. Kenalilah kelemahan kita dan kita pun dapat menjadi sarana keindahan Allah. Ketahuilah, di balik kelemahan kita, tersimpan kekuatan kita. Beranilah mengubah sifat yang dapat diubah dan tabahlah dengan sifat yang tidak dapat diubah dalam diri kita. Semoga dengan prinsip ini kita lebih tegar dalam menghadapi hidup yang cuma sekali ini.
Duhai Allah yang Maha Kasih dan Sayang, tuntunlah hamba-Mu yang lemah ini untuk menemukan potensi yang telah Engkau anugerahkan pada kami, dan jadikanlah kami sebagai makhluk kesayangan-Mu. Amin Yaa Robbal ‘Aalamin.
Cetak Halaman Ini++Baca Selengkapnya »»

Anggota Badan Melawan Perut

Oleh:Pepen Hermawan, ST., S.Pd.
Pada suatu ketika anggota-anggota tubuh merasa sangat berang terhadap perut. Mereka semua iri karena mereka harus menyediakan makanan dan membawanya ke perut, sementara perut sendiri tidak berbuat apa-apa kecuali mencerna hasil jerih payah mereka.

Maka mereka memutuskan untuk tidak membawa lagi makanan ke perut. Tangan tidak mau mengangkat makanan ke mulut. Gigi tidak mau mengunyah lagi dan tenggorokan tidak mau menelan. Ini akan memaksa perut untuk melakukan sesuatu.

Namun hasil keputusan mereka hanyalah tubuh yang lemah, begitu lemah sampai mereka berada dalam bahaya mati. Demikian akhirnya merekalah yang belajar bahwa dalam saling membantu mereka sebenarnya bekerja untuk kebaikan mereka sendiri.

Cetak Halaman Ini++Baca Selengkapnya »»

PENDAKI

Oleh:Pepen Hermawan, ST., S.Pd.
Suatu ketika, ada seorang pendaki gunung yang sedang bersiap-siap
melakukan perjalanan. Di punggungnya, ada ransel carrier dan beragam
carabiner(pengait) yang tampak bergelantungan. Tak lupa tali-temali yang
disusunmelingkar di sela-sela bahunya. Pendakian kali ini cukup berat,
persiapan yang dilakukan pun lebih lengkap.

Kini, di hadapannya menjulang sebuah gunung yang tinggi. Puncaknya tak terlihat, tertutup salju yang putih. Ada awan berarak-arak di sekitarnya, membuat tak seorangpun tahu apa yang tersembunyi di
dalamnya. Mulailah pendaki muda ini melangkah, menapaki jalan-jalan bersalju yang terbentang di hadapannya. Tongkat berkait yang di sandangnya, tampak menancap setiap kali ia mengayunkan langkah.

Setelah beberapa berjam-jam berjalan, mulailah ia menghadapi dinding
yang terjal. Tak mungkin baginya untuk terus melangkah.
Dipersiapkannya tali temali dan pengait di punggungnya. Tebing itu terlalu curam, ia harus mendaki dengan tali temali itu. Setelah beberapa kait ditancapkan, tiba-tiba terdengar gemuruh yang datang dari atas. Astaga, ada badai salju yang datang tanpa disangka. Longsoran salju tampak deras menimpa tubuh sang pendaki. Bongkah-bongkah salju yang mengeras, terus berjatuhan disertai deru angin yang membuat tubuhnya terhempas-hempas ke arah dinding.

Badai itu terus berlangsung selama beberapa menit. Namun, untunglah,tali-temali dan pengait telah menyelamatkan tubuhnya dari dinding yang curam itu. Semua perlengkapannya telah lenyap, hanya ada sebilah pisau yang ada di pinggangnya. Kini ia tampak tergantung terbalik di dinding yang terjal itu. Pandangannya kabur, karena semuanya tampak memutih. ia tak tahu dimana ia berada. Sang pendaki begitu cemas, lalu ia berkomat-kamit, memohon doa kepada Tuhan agar diselamatkan dari bencana ini. Mulutnya terus
bergumam, berharap ada pertolongan Tuhan datang padanya.

Suasana hening setelah badai. Di tengah kepanikan itu, tampak
terdengar suara dari hati kecilnya yang menyuruhnya melakukan sesuatu. "Potong tali itu....potong tali itu. Terdengar senyap melintasi telinganya.

Sang pendaki bingung, apakah ini perintah dari Tuhan? Apakah suara ini adalah pertolongan dari Tuhan? Tapi bagaimana mungkin, memotong tali yang telah menyelamatkannya, sementara dinding ini begitu terjal?
Pandanganku terhalang oleh salju ini, bagaimana aku bisa tahu? Banyak sekali pertanyaan dalam dirinya. Lama ia merenungi keputusan ini, dan ia tak mengambil keputusan apa-apa...

Beberapa minggu kemudian, seorang pendaki menemukan ada tubuh yang tergantung terbalik di sebuah dinding terjal. Tubuh itu tampak
membeku, dan tampak telah meninggal karena kedinginan. Sementara itu, batas tubuh itu dengan tanah, hanya berjarak 1 meter saja....

***

Teman, kita mungkin kita akan berkata, betapa bodohnya pendaki itu,
yang tak mau menuruti kata hatinya. Kita mungkin akan menyesalkan
tindakan pendaki itu yang tak mau memotong saja tali pengaitnya. Pendaki itu tentu akan bisa selamat dengan membiarkannya terjatuh ke tanah yang hanya berjarak 1 meter. Ia tentu tak harus mati kedinginan karena tali itulah yang justru membuatnya terhalang.

Begitulah, kadang kita berpikir, mengapa Sang Pencipta tampak tak
melindungi hamba-Nya? Kita mungkin sering merasa, mengapa ada banyak sekali beban, masalah, hambatan yang kita hadapi dalam mendaki jalan kehidupan ini. Kita sering mendapati ada banyak sekali badai-badai salju yang terus menghantam tubuh kita. Mengapa tak disediakan saja, jalan yang lurus, tanpa perlu menanjak, agar kita terbebas dari semua halangan itu?

Namun teman, cobaan yang diberikan Sang Pencipta buat kita, adalah latihan, adalah ujian, adalah layaknya besi-besi yang ditempa, adalah seperti pisau-pisau yang terus diasah. Sesungguhnya, di dalam semua ujian, dan latihan itu, ada tersimpan petunjuk-petunjuk, ada tersembunyi tanda-tanda, asal KITA PERCAYA. Ya, asal kita percaya.

Seberapa besar rasa percaya kita kepada Sang Pencipta, sehingga mampu membuat kita "memotong tali pengait" saat kita tergantung terbalik? Seberapa besar rasa percaya kita kepada Sang Pencipta, hingga kita mau menyerahkan semua yang ada dalam diri kita kepada-Nya? Karena percaya adanya di dalam hati, maka tanamkan terus hal itu dalam kalbumu. Karena rasa percaya tersimpan dalam hati, maka penuhilah nuranimu dengan kekuatan itu.

Teman, percayalah, akan ada petunjuk-petunjuk Sang Pencipta dalam
setiap langkah kita menapaki jalan kehidupan ini. Carilah, gali, dan temukan rasa percaya itu dalam hatimu. Sebab, saat kita telah percaya, maka petunjuk itu akan datang dengan tanpa disangka.

Cetak Halaman Ini++Baca Selengkapnya »»

PARADOKS WAKTU

Oleh:Pepen Hermawan, ST., S.Pd.
Paradoksnya waktu kita didalam sejarah ialah, kita memiliki gedung-gedung makin tinggi tapi makin pendek kesabaran kita, jalan raya yang makin lebar, namun pandangan kita semakin sempit.
Kita membelanjakan lebih, tapi menerima lebih sedikit.
Kita lebih banyak membeli, tapi menikmati lebih sedikit.

Kita punya rumah-rumah makin besar namun keluarga makin kecil, jauh lebih banyak kemudahan-kemudahan, tapi makin sedikit waktu tersisa.
Kita punya makin banyak gelar tapi lebih sedikit akal.
Lebih banyak ilmu dan pengetahuan, tapi lebih sedikit keadilan.
Lebih banyak pakar, namun lebih banyak pula masalah.
Lebih banyak obat-obatan, tapi malahan tingkat kesehatan berkurang.
Kita minum & makan terlalu banyak, merokok, mengeluarkan uang tanpa perhitungan, tertawa terlalu banyak kadang lupa daratan, menjadi terlalu gusar, bergadang sampai malam sekali, bangun pagi sudah terlalu capai sehingga lupa kepada siapa harus berlindung, kurang membaca, nonton TV kelewat banyak yang selalu dijejali dengan tayangan kemewahan, penuh prasangka, saling menjatuhkan-memojokkan, benci, dengki, antipati serta keburukan tak hingga yang dibuat karenanya, dan yang paling menyedihkan adalah terlalu jarang sekali berdoa-seolah kita yang paling merasa bisa melakukan semuanya, padahal ada dzat yang selalu mengendalikan apa yang kita lakukan.

Benar kita telah melipatgandakan harta milik, tapi sekaligus mengurangi nilai martabat kita.
Kita terlalu banyak bicara, jarang mencintai, dan terlalu sering membenci.
Kita betul telah belajar bagaimana cara mencari nafkah, tapi bukan membuat suatu kehidupan.
Kita menambah tahun-tahun ke usia hidup itu, bukan sebaliknya, kehidupan ke-tahun-tahun itu.
Kita sudah mampu pergi bolak balik kebulan, tapi mengalami kesulitan menyeberangi jalan untuk menemui dan menyalami tetangga baru .

Ruang angkasa raya telah kita kuasai namun apakah ruang hati kita sudah kita taklukan.
Perkara-perkara besar telah kita kerjakan, tapi bukan hal-hal yang lebih baik.
Kita telah membersihkan udara, tapi sebaliknya mencemari jiwa.
Kita telah bisa menguasai atom, tapi tidak dan belum mampu mengekang praduga kita.
Kita menulis lebih banyak, tapi belajar lebih sedikit.
Lebih banyak yang kita rencanakan, tapi lebih sedikit yang dicapai.

Kita telah belajar serba ter-buru-buru, bukannya sabar menunggu.
Kita menciptakan lebih banyak komputer untuk menyimpan lebih banyak informasi, untuk menghasilkan lebih banyak lagi tindasan, tapi sebaliknya kita makin lama makin sedikit berkomunikasi dengan sesama
kita.

Masa kini zamannya segala makanan siap saji, fast foods, dan waktu cerna lambat, orang-orang besar dan watak kerdil, laba yang luar biasa dan hubungan relasi yang dangkal.
Hari-hari ini harinya rumah-rumah yang serba "wahhh dan wuuihhh dan astaghaa", tapi keluarganya pecah, morat-
marit.
Hari-hari ini lumrah orang-orang membuat perjalanan singkat, cepat, zamannya popok pakai-langsung-buang, moralitas yang ikut-ikutan, langsung-boleh-buang, pelayanan seks 'tuk semalam(naudzubillah), berat badan yang berlebihan, dan obat-obatan, pil penyebab tawa sinting ria gembira, sampai diam bisu membatu, dan yang mampu mengganas meliar membunuh.

Inipun zamannya dimana lebih banyak yang dipamerkan sedangkan digudang malah kosong ........

Ingatlah, pakailah sedikit waktu untuk kaunikmati bersama mereka yang anda kasihi, sebab mereka tidaklah akan selamanya ada.

Ingatlah, ucapkan kata yang ramah pada seseorang yang menengadah memandangimu penuh takjub, sebab si kecil itupun sebentar jua akan tumbuh dan meninggalkan sisimu.

Ingatlah, berilah sebuah pelukan hangat pada yang ada disampingmu(istrimu, anakmu, keluargamu,dsb) karena itulah satu-satunya harta yang bisa kau berikan dengan sepenuh hatimu dan itupun tanpa kau harus bayar sepeserpun.

Ingat, ucapkan, "Aku cinta padamu" pada pasanganmu dan semua yang kau kasihi, tapi jangan hanya di bibir saja! Sebuah kecupan dan pelukan akan mengobati luka hati apabila itu benar-benar tulus dari kedalaman
nuranimu. Jangan lupa untuk berpegang tangan dan menikmati kebersamaan itu, karena suatu hari orang itu tidak akan ada lagi disampingmu.

Berilah waktu untuk mencintai, beri waktu untuk berbicara dan bagilah waktu juga untuk saling membagi pikiran-pikiran yang ada.
Pada semua sahabat-sahabatku dalam hidupku ini, terima kasih atas kehadiran kalian.
Semoga bermanfaat :p
Cetak Halaman Ini++Baca Selengkapnya »»

Singkirkan Prasangka.

Oleh:Pepen Hermawan, ST., S.Pd.
Ketika anda memandang suatu persoalan, tanggalkan prasangka-
prasangka. Prasangka itu bagaikan sepatu yang nyaman dipakai
namun tak dapat digunakan untuk berjalan. Ia memberikan
jawaban sebelum anda mengetahui pertanyaannya.


Dan, seburuk-buruknya jawaban adalah bila anda tak paham akan masalahnya.
Biarkan fakta yang tampak di hadapan anda terima apa adanya.
Jangan biarkan prasangka menyeret anda ke ujung jalan yang
lain. Mungkin anda merasa aman dengan prasangka anda, namun
sebenarnya ia berbahaya di waktu yang panjang. Bila anda
telah mampu melepaskan prasangka, anda menemukan pandangan
yang lebih jernih, keberanian untuk mengatasi masalah dan
jalan yang lebih lebar.

Bila anda mengenakan kacamata, maka yang melihat tetaplah
mata anda. Bukan kacamata anda. Dan keadaan yang sebenarnya
terjadi adalah apa yang berada di balik kacamata. Bukan
yang terpantul pada cermin kacamata anda. Demikian pula
halnya dengan diri anda, yang sesungguhnya melihat adalah
hati anda melalui mata anda. Prasangka itu adalah debu-debu
pikiran yang mengaburkan pandangan hati sehingga anda tak
mampu melihat dengan baik. Usaplah prasangka sebagaimana
anda menyingkirkan debu dari kacamata karena keinginan
anda untuk melihat lebih jelas dan jernih lagi. :p
Cetak Halaman Ini++Baca Selengkapnya »»

Memberi dan Menerima Kritik

Oleh: B. Adisetiawan S.Pd
(b.adisetiawan@yahoo.com)

Dalam berkomunikasi, tugas yang paling sulit adalah memberi dan menerima kritik. Kritik sering membuat kita sakit hati dan tidak berdaya. Kita menjadi patah arang dan rendah diri. Sebaliknya, kita juga sering takut melempar kritik karena khawatir yang dikritik akan tersinggung, marah-marah bahkan memusuhi kita sehingga berdampak terhadap berkurangnya kualitas kita dalam berinteraksi dengan sesama.


Namun sebenarnya kritik adalah senjata yang ampuh untuk memperbaiki diri. Apabila ditangani dengan baik, kritik membuat kita tahu kelemahan dan kekuatan kita. Ini dapat menjadi pemicu untuk memperbaiki diri. Demikian pula, memberi kritik dengan baik, akan membantu orang lain memperbaiki dirinya,yang juga akan memperbaiki hubungan kita dengan orang tersebut. Dalam berorganisasi, apabila dikelola dengan baik, kritik bisa menjadi alat untuk memperbaiki kinerja. Memang akan selalu menemukan kesulitan untuk bersifat tegas dalam menghadapi kritik. Demikian pula tidak mudah untuk melontarkan kritik secara adil dan santun.

Apa Yang Dimaksud Dengan Kritik?
Kita sering memandang kritik sebagai sesuatu yang seluruhnya negatif. Padahal, kritik bisa disampaikan sebagai ”seni mengevaluasi atau menganalisis secara tepat, dengan menggunakan pengetahuan...”. oleh karena itu, kritik jika dipandang sebagai peluang untuk memperluas pemahaman, sering bisa dimanfaatkan sebagai alat untuk mencapai hasil positif. Bahkan jika disampaikan secara tepat, kritik bisa menjadi umpan balik yang konstruktif.

Mengapa Kritik Sulit Ditangani?
Kritik merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan kita. Jika kita bisa memahami dan mengunakannya, kritik merupakan alat pemberdayaan untuk berkomunikasi secara lebih terbuka dan memperbaiki banyak segi kehidupan kita. Salah satu alasan mengapa kita cenderung menolak kritik adalah karena sebagian dari citra diri kita didasarkan pada pandangan orang lain terhadap diri kita. Kalau kita mengetahui bahwa orang lain memandang rendah kita, maka harga diri kita akan hancur.

Dunia terus berputar,orang cenderung bersedia mendengarkan hal-hal yang sesuai dengan pandangannya saja, tetapi menolak gagasan yang bertentangan dengan struktur keyakinannya. Tetapi, bukankah jika kita menyadari bahwa kita telah melakukan kesalahan, secara otomatis kita berusaha memperbaikinya? Apakah kritik begitu mengancam? Memang, untuk bisa mendengar pandangan yang berbeda diperlukan pikiran yang terbuka.

Gender, Citra diri, dan Kritik
Riset menunjukan bahwa kemampuan kita dalam menangani kritik sering terkait dengan tingkat kepercayaan diri kita. Pria dan wanita pada usia antara 18 tahun hingga 34 tahun jauh lebih sensitif terhadap kritik karena mereka masih dalam proses pengembangan identitas atau jati diri.

Ungkapan ”wanita cenderung memasukan ke hati” secara umum cenderung benar. Deborah Tannen,Ph.D., dalam bukunya You Just Don’t Understand, menjelaskan bagaimana pria dan wanita memandang komunikasi secara berbeda. Penilitian tersebut menunjukan terdapat perbedaan nyata mengenai cara pria dan wanita menghadapi kritikan.

Pendekatan Pria
Tannen menemukan bahwa pada dasarnya pria dan wanita berkomunikasi untuk alasan berbeda. Tujuan pria dalam berkomunikasi adalah untuk membangun independensi dan status. Oleh karena itu, mereka berbicara dalam bentuk laporan, menyampaikan statistik dan fakta. Dalam percakapan, secara terus menerus mereka mencari informasi yang akan membantunya dalam membangun independensi dan/atau status.

Pria ingin menjadi pusat perhatian dengan cara menyampaikan lelucon atau mengesankan orang lain dengan pengetahuannya. Mereka membuktikan dirinya dengan tampilan verbal. Ketika ada kritik yang menimpanya, pria tidak akan menyukainya karena berarti merendahkan status dan independensinya. Meskipun demikian,jika anda mengkritik seorang pria dengan menggunakan contoh spesifik dan fakta,dia akan menghadapinya dan menerimanya – karena dia memahami bahwa contoh dan fakta tersebut bisa membantunya untuk menjadi lebih efektif.

Pendekatan Wanita
Sebaliknya, wanita sering tumbuh dalam konsep yang keliru bahwa kalau ada kritik berarti ada sesuatu yang keliru dalam dirinya. Dalampenelitiannya, Tannen menemukan tujuan wanita dalam berkomunikasi adalah untuk membangun hubungan dan keintiman. Wanita menikmati hubungan yang baik dan berinteraksi dengan orang lain.oleh karena itu, ketika wanita dikritik, mereka merasa hubungan ini muncul dalam bentuk ”peang dingin” – wanita merasa terluka dan dia tidak ingin berbicara dengan pengkritik atau siapa pun yang terkait dengan pengkritik.

Reaksi ”perang dingin” sangat sulit dipahami oleh pria. Seorang pria bisa saja berkonflik dengan pri lain pada pukul 10 pagi dan makan siang bersama pada siang harinya. Perilaku ini tidak bisa diterima oleh kebanyakan wanita. Karena merasa terluka perasaannya, maka mereka membutuhkan waktu beberapa lama untuk membangun kembali hubungan yang telah rusak.

Namun, anda tidak perlu memberi kritik kepada wanita hanya karena reaksi yang ”khas” ini. Baik pria maupun wanita sama-sama membutuhkan kritik agar bisa berkembang. Namun demikian,harus dipahami bahwa wanita cenderung lebih sensitif dibanding pria. Wanita harus lebih memahami bahwa kritik tidak sinonim dengan ketidaksetujuan.

Pada akhirnya, wanita bersedia juga untuk membicarakan situasi yang menjadi pangkal kritik terhadap dirinya dan membangun kembali hubungan. Tetapi,”waktu yang tepat” untuk melakukan ini biasanya harus mengikuti pengertian mereka. Wanita juga cenderung peka terhadap tanda-tanda nonverbal dan bisa segera ”merasakan” jika ada sesuatu yang tidak beres. Sebaliknya, pria terkadang mengabaikan tanda-tanda nonverbal sebelum situasinya memburuk.

Mengubah Keyakinan Anda Terhadap Kritik
Mari kita lihat keyakinan anda terhadap kritik. Jika anda percaya bahwa semua kritik adalah negatif dan dengan adanya kritik berarti anda gagal. Maka apabila anda menerima kritik, hasilnya adalah penolakan terhadap diri sendiri dan kemampuan anda. Akibat berikutnya adalah anda tidak bisa bergerak maju, tidak tumbuh berkembang. Dengan sikap seperti itu, anda menjadi stagnan, tidak pernah berhasil menerobos tembok keliling yang mengurung anda.

Dalam lingkungan yang berkembang cepat saat ini, kemampuan beradaptasi, berubah, dan tumbuh dengan memanfaatkan umpan balik menjadi sangat penting. Definisi kita terhadap istilah ketololan adalah ”melakukan hal yang sama berkali-kali, tetapi mengharapkan hasilyang berbeda”. Anda tidak bisa duduk diam dan berharap bisa mempertahankan posisi anda,apalagi tumbuh. Saat ini, belajar seumur hidup sudah menjadi keharusan, dan kritik adalah kunci kita untuk tumbuh dan berkembang. Anda harus belajar menerima dan menyambut kritik sebagai sarana untuk belajar. Jika anda bisa mengubah cara pandang anda terhadap krtik, maka tekanan akibat kritik juga menjadi lebih ringan.

Pada akhirnya, anda bebas untuk menerima atau menolak kritik yang datang. Ironisnya, semakin anda menolak kritik, kritik tersebut semakin menjadi masalah. Semakin anda menerima kritik berikut ketidak-terhindaranya, semakin mudah anda memanfaatkannya untuk membangun keunggulan anda.

Cara lain untuk menjelaskan dampak dari keyakinan kita adalah dengan menilai percakapan diri kita. Percakapan diri adalah suatu istilah untukmenjelaskan arus pemikiran sadar (keyakinan) yang mencerminkan sikap kita terhadap suatu peristiwa dalam kehidupan kita. Percakapan diri dan keyakinan kita terwujud menjadi kenyataan. Oleh karena itu, sangat penting bagi kita untuk mengontrol ucapan-ucapan kita pada diri kita sendiri.

Percakapan diri yang negatif berkontribusi terhadap perasaan kita yang diserang dan dikalahkan oleh pengkritik kita. Jika kita membolehkan orang lain menentukan perasaan kita terhadap diri kita sendiri, berarti kita memberinya kekuasan untuk mengendalikan reaksi kita terhadap diri kita. Padahal kita memiliki kontrol yang lengkap terhadap makna yang kita berikan terhadap kritik, dan oleh karena itu, menentukan juga teradap cara kita merespon kritik.

Menanggapi Kritik
Kajian Simon/ Bright mengenai kritik menemukan bahwa kemungkinan besar kita akan marah apabila kritik datang dari keluarga pasangan kita (24%), pasangan (22%), dan bawahan (21%). Namun, kita bisa menanggapinya dengan baik jika kritik datang dari Guru, teman, ayah, atau atasan.

Yang menarik, kita merasa sangat penting untuk melakukan tindakan koreksi apabila kritik disampaikan oleh atasan (72%) dan pasangan (62%), tetapi menganggap tidak perlu melakukan tindakan koreksi apabila kritik disampaikan oleh saudara dari pasangan kita atau dari saudara-saudara sekandung kita. Berkaitan dengan hasil tersebut, kita akan berusaha dengan sungguh-sungguh mengubah perilaku kita apabila dikritik oleh atasan (61%) dan pasangan hidup (54%).

Kita akan amat tersinggung oleh kritik yang mempertanyakan integritas kita (85%) dan mengenai kinerj pekerjaan kita (74%). Ditemukan, ternyata wanita lebih sensitif dalam bereaksi terhadap kritik dibanding pria.

Sering terjadi, kesulitan dalam menangani kritik karena ternyata, paling tidak sebagian, kritik tersebut mengandung kebenaran. Jika kritik tersebut benar-benar keliru, mungkin tidak akan menyulitkan kita. Meskipun demikian, walaupun disampaikan secara buruk, kritik akan memaksa kita untuk memeriksa perilaku kita dan menarik beberapa kesimpulan.


Jenis Kritik

Pada dasarnya terdapat tiga jenis kritik yang kita terima: (1) kritikvalid, bona fide, (2) kritik yang tidak valid, tidak berdasar, (3) kritik yang tidak jelas atau sekedarperbedaan pendapat.

1.kritik VALID merupakan kritik yang paling sulit untuk kita tangani, karena dalam beberapa hal kita mengakui kebenarannya. Namun demikian, ada kecenderungan kita merespon kritik yang valid ini secara berlebihan, dan menganggapnya lebih penting dari yang seharusnya. Sebenarnya kita harus bisa menerima diri kita, termasuk ketika melakukan kesalahan. Kita harus ingat bahwa semakin kita aktif dan semakin banyak yang kita lakukan, maka semakin besar kemungkinan kita akan membuat kesalahan, dan karenanya akan mendapat kritik. Sementara tidak melakukan tindakan hanya karena ingin menghindari berbuat salah merupakan alternatif pengecut dan tidak produktif.

2.kritik TIDAK BERDASAR, atau tidak valid, muncul karena perilaku kita tidak sesuai dengan harapan orang lain. Orang sering tidak mengkomunikasikan harapannya sehingga besar kemungkinan kita untuk mengecewakan mereka. Tetapi,ini adalah kesalahan mereka, bukan kesalahan kita. Selain itu, agar kritikbisa benar-benar bermanfaat, harus diungkapkan secara spesifik, dengan istilah yang kongkret, sehingga kita bisa memahami harapannya dan mengambil tindakan yang tepat jika kita memilih untuk mengambil tindakan.
Dr. Hendrie Weisinger,penulis buku Nobody’s Perfect (Statford Press, 1981) menyarankan agar anda mengajukan pertanyaan kepada diri sendiri apakah kritik tersebut valid atau tidak valid.
1. Apakah saya mendengar umpan balik sama yang datang lebih dari satu orang?
2. Apakah pemberi kritik mengetahui persis mengenai pkok persoalannya?
3. Apakah standar yang dimiliki oleh pengkritik diketahui dan masuk akal?
4. Apakah kritik yang disampaikan benar-benar berkaitan dengan diri kita? Atau kritik tersebut muncul karena pengkritik sedang kesal atau kecewa karena suatu hal lain yang tidak ada kaitannya dengan kita?
5. Seberapa pentingkah bagi saya untuk menanggapi kritik tersebut?

3.jenis kritik ketiga adalah KRITIK YANG TIDAK JELAS atau kritik yang hanya sekedar menunjukan adanya perbedaan pendapat. Pada jenis kritik ini, pengkritik adakah orang yang beranggapan bahwa mereka memiliki nilai dan metode yang lebih baik dibanding dengan nilai dan metode yang anda miliki. Kritik semacam ini sering sangat efektif untuk menutupi perasaan yang sesungguhnya, seperti rasa cemburu, takut terhadap sesuatu yang tidak dikenal, rasa tidak aman, arogansi, atau bahkan keinginan untuk menunjukan kewibaan diri seseorang. Tetapi, sebagaimana terhadap kritik jenis lain, kritik jenis ini penting untuk kita hadapi karena kemungkinan pengkritik memang memiliki perasaan yang harus kita perhitungkan.pendek kata, jenis kritik ini mungkin lebih berkaitan dengan pengkritik daripada dengan kita.

Tiga Tahap Merespon Kritik
Ketika menerima kritik, begitu kritik disampaikan, sangat penting untuk menyadari bahwa kita lebih banyak memiliki kontrol dibanding pengkritiknya. Selanjutnya terserah anda, apakah kritik tersebut menurut anda perlu dan bermanfaat untuk di tindaklanjuti. Pada dasarnya terdapat tiga tahap yang kita lalui ketika menghadapi kritik

TAHAP SATU: Menyadari
Dalam tahap MENYADARI, kita mengetahui bahwa kita sedang dikritik dan dengan segera insting kita mengambil alih. Kita mungkin segera melakukan serangan balik, mengambil tindakan defensif, atau menjadi korban tak berdaya yang secara otomatis menerima nilai pengkritik begitu saja.

Serangan Balik

Ketika memberi serangan balik kepada pengkritik, kita sering menggunakan sarkasme, meruntuhkan keberaniannya, atau dengan sindiran.terkadang kita benar-benar ”bersemangat” dalam melakukan serangan balik dengan sarkasme,sehingga apabila kita memiliki audiens,kita akan disambut dengan tawaan.

Pelawak atau kartunis banyak menggunakan sarkasme karena dengan sarkasmelah mereka menjadi lucu. Sarkasme merupakan istilah dari bahasa latin yang artinya ”merobek-robek”. Ini merupakan istilah yang tepat untuk menggambarkan perasaan orang yang terkena serangan sarkasme. Sarkasme sering mematikan,dan ini tentu saj bukan merupakan cara bereaksi yang tepat untuk menghadapi kritik.

Menyerang dengan meruntuhkan kepercayaan diri pengkritik menunjukan bahwa anda tidak berniat membangun hubungan,tetapi hanya berupaya agar pengkritik kehilangan keberanian atau kepercayaan diri. Cara ini menghapus suasana dimana anda bisa terus berbicara dengan dengan pengkritik secara nyaman. Demikian pulapengkritik, tidak bisa berbicara secara nyaman dengan anda.

Ketika kita melakukan serangan balik kepada pengkritik yang agresif, mungkin kita merasa tidak mempengaruhi orang tersebut.namun, sebenarnya serangan kita menghujam lebih dalam dari yang kita duga. Sering, orang yang mengkritik kita sebenarnya merasa tidak aman.

Korban Tidak Berdaya
Respon sebagai ”korban tidak berdaya”, atau reaksi pasif, juga tidak banyak membantu. Jika anda tidak mengucapkan sepatah kata pun atau menerima kritik sebagai kritik yang sah tanpa menilainya lebih dahulu, anda akan nampak seperti tidak memiliki kepercayaan diri dan kehilangan penghargaan dari orang lain dan dari diri sendiri! Kedua, kemungkinan anda tidak akan benar-benar mengetahui apa yang dimaksudkan sesungguhnya oleh pengkritik, kecuali jika anda meluangkan waktu untuk menilai kritik tersebut.

Pendekatan yang jauh lebih baik untuk menghadapi kritik adalah dengan menyadari bahwa kita sedang dikritik, itu saja – baru dengan cepat bergerak untuk menilai kritik tersebut.

TAHAP DUA: Menilai
Pada tahap kedua, anda MENILAI kritik yang disampaikan,maksud dari pengkritik, dan seberapavalidkah kritik tersebut. Untuk menentukan apakah kritik tersebut valid atau tidak, perhatikan pula perilaku nonverbal pengkritik. Anda bisa menghentikan intensitas perasaannya dan seberapa terbuka dia untuk menghadapi tindakan yang akan anda ambil.

Selidiki fakta yang berkaitan dengan kritik yang disampaikan untuk memastikan bahwa anda benar-benar memahami ucapan dan maksud dari pengkritik. Untuk melakukan klarifikasi, ajukan pertanyaan berikut ini
1. Apa sebenarnya yang telah terjadi?
2. Kapan hal tersebut terjadi?
3. Apa yang telah keliru?

Penting juga, anda berusaha untuk mendapat kritik. Anda harus menjelaskan kritik apa yang ingin anda peroleh untuk dinilai dan dengan cara seperti apa anda ingin menerimanya. Karena anda bisa mengontrol kritik tersebut, maka kemungkinan besar kritik tersebut bermanfaat untuk mencapai perbaikan dalam kinerja anda.

Setelah meneliti fakta, berusahalah untuk mempertimbangkan apakah kritik tersebut akurat atau tidak. Luangkan waktu untuk berpikir sebelum anda memberi respon. Berusahalah jujur, tetaplah tenang dan fokuskan pada hasil, pertimbangkan respon anda sebelum berbicara.

TAHAP TIGA: Bertindak
Pada tahap akhir, anda memutuskan TINDAKAN apa, jika memamng harus ada tindakan yang ingin anda ambil terhadap kritik tersebut. Mari kita pelajari strategi BERTINDAK untuk menghadapi kritik secara asertif.

BUKAN WAKTUNYA UNTUK MEMBERI KRITIK
Ketika anda memutuskan bentuk kritik yang akan digunakan, harus diingat bahwa ada saatnya anda tidak memberi kritik.
1.jangan memberi kritik ketika anda sedang marah, tertekan, atau tersinggung.
2.jangan memberi kritik ketika waktunya tidak tepat bagi penerima, atau ketika penerima kriritk tidak bisa melakukan apa-apa terhadapkritik tersebut.
3.jangan memberi kritik ketika anda tidak memiliki fakta atau bukti spesifik untuk mendukung kritikan anda.
4.jangan memberi kritik untuk melakukan permainan kekuasaan –untuk meruntuhkan kepercayaan diri penerima atau untuk menunjukan bahwa diri anda penting.
5.jangan mengharapkan hasil dari kritik anda jika anda belum menetapkan tujuan atau harapan bersama.

Hathaway, Patti. (2001). Giving And Receiving Feedback. CV Teruna Medika.
Schubert, Susan. (2001). Memanajemeni Atasan. PPM, Jakarta.
Cetak Halaman Ini++Baca Selengkapnya »»

GIANT STEP TO BE ENTREPRENEUR

Oleh : SENA LESMANA, SE.Ak.
Ini yang saya yakini adalah bahwa di dunia ini semua bisnis menguntungkan tidak ada bisnis yang jelek, coba kita perhatikan ada yang berbisnis semen dia bisa kaya raya dengan bisnis semen nya,
ada yang berbisnis lampu dia bisa kaya raya dengan bisnis lampunya, bahkan ada yang berbisnis sampah pun dia bisa kaya raya dengan bisnis sampah nya, namun pertanyaan kita mengapa banyak orang berbisnis rugi, gagal bahkan sampai bangkrut? Ini pertanyaan yang mengelitik kita sekaligus membuat kita enggan untuk berbisnis karena ketakutan – ketakutan kita diantaranya takut rugi, tidak punya modal, bukan lahir dari anak orang kaya, bukan keturunan orang kaya bahkan kita mengatakan tidak berbakat dalam bisnis padahal ketika kita dilahirkan kita sudah dilatih untuk berbisnis kita ambil contoh ketika kita dilahirkan maka seorang bayi akan menangis sekuat tenaga untuk mencari perhatian kedua orang tuanya bahkan sang dokter dan perawat pun akan ikut sibuk menyiapkan semua kebutuhan awal sang bayi agar dia dalam kondisi sehat ini adalah salah satu dari kegiatan bisnis, ketika sang bayi belum bisa makan sendiri dia akan berusaha memarketingkan dirinya sendiri ketika lapar dia akan menangis untuk meminta air susu ibu nya.

Sama halnya dalam berbisnis,bisnis merupakan sebuah proses menjual dan meyakinkan pelanggan untuk membeli produk atau jasa anda, sehingga ketika kita berbisnis maka kita seperti hal nya seorang bayi yang selalu mengatakan atau menceritakan keinginannya dan keunggulan produk/jasa anda pada orang banyak dan meyakinkan pada pelanggan bahwa produk/jasa kita benar-benar bagus
Bagaimana kita sebagai pemula untuk memulai masuk dalam dunia bisnis, ada banyak cara untuk bisa masuk dalam bisnis anda boleh banyak belajar dari berbagai macam cara yang ada didunia ini karena bisnis ada sebuah seni yang tidak ada standar baku ketika kita mau sukses dalam berbisnis, namun ada baiknya kita belajar dari orang – orang yang sudah sukses dalam berbisnis dan meminta nasihat serta masukan apa yang sudah dia lakukan selama sekian puluh tahun perjalanan bisnis nya merupakan pengalaman yang mahal yang tidak bisa dibayar dengan uang dan kita bisa mempelajari pengalaman orang yang sudah sukses supaya kita tidak terjeblos dalam lubang kegagalan yang sama dan akan sangat menghemat waktu kita dalam perjalanan bisnis kita
Ada beberapa tahapan yang harus kita lakukan ketika kita akan memulai bisnis diantaranya :
1. Know What You Want
Dalam hidup ini kita harus tahu apa sebenarnya yang kita benar – benar inginkan, kita ingin menjadi apa dalam usia 45 tahun?pada usia 50 tahun kita ingin memiliki apa?tahun berapa kita akan keliling dunia?kapan kita memiliki mobil mercedez seri terbaru?
Kita harus memulai membuat tujuan dalam hidup kita dan juga tujuan dalam berbisnis karena ini menentukan arah yang tepat ketika kita ingin berbisnis

2. Knowing Your Strength Talent
Kenali kekuatan yang anda miliki saat ini yaitu sebuah pola pikiran perasaan, tingkah laku yang anda lakukan berulang – ulang yang memiliki nilai produktif dan menghasilkan sehingga ketika anda melakukannya anda tidak pernah bosan dan anda sangat bersemangat untuk melakukannya lagi dan lagi dan lagi dan lagi… terus menerus serta anda merasa semakin kuat ketika anda melakukannya

3. Find Easy Strategy to Get in
Ketika kita ingin berbisnis kadang kala kita terjebak dengan berbagai macam teori cara sukses yang begitu sulit bahkan membingungkan kita sehingga kita enggan untuk memulai bisnis padahal ada banyak cara mudah untuk masuk ke dunia bisnis, saat ini sudah banyak pembicara, trainer, motivator dan entrepreneur sukses yang mau berbagi pengalamannya berbisnis dengan memilih modeling orang sukses yang mirip dengan karakter anda, anda bisa mengikuti tips dan kiat sukses orang yang anda jadikan modeling anda berbisnis, maka anda akan dengan mudah bisa memulai bisnis anda oleh karena itu cari orang – orang yang menurut anda memiliki kemiripan dengan anda karakternya ikuti setiap tips dan saran – sarannya yang baik maka anda akan dengan mudah bisa menjadi pebisnis yang sukses

4. Learning Marketing & Selling
Salah satu kunci sukses berbisnis adalah menjual produk/jasa kita kepada pelanggan disini diperlukan sebuah cara yang jitu dan kreatif dalam menjual, boleh dikatakan ini sebagai sebuah seni dalam menjual, jadi ketika kita akan masuk dalam dunia binis maka pelajari dulu tetang ilmu marketing dan selling yang membantu kita dalam menghidupkan bisnis kita

5. Learning Human Resources
Pada awal ketika kita mulai masuk dalam bisnis semua hal harus kita lakukan sendiri dari menjadi direktur merangkap manajer operasional merangkap manajer keuangan merangkap administrasi bahkan merangkap sebagai office boy, hal ini wajar ketika kita baru memulai bisnis kita namun dalam perkembangannya ketika bisnis kita berkembang maju kita perlu beberapa orang yang membantu tugas – tugas kita dan mengerjakan pekerjaan yang sifat nya rutinitas, kita perlu bantuan banyak orang untuk menjalankan bisnis kita sehingga kita perlu mempelajari bagaimana karakter orang dan sifat – sifat orang dalam melakukan aktifitas tugasnya dan diperlukan sebuah keilmuan mengelola orang agar mau bekerja sama dan sama – sama bekerja untuk mencapai tujuan bisnis kita

6. Control Your Cashflow
Ketika bisnis sudah mulai berkembang maka diperlukan pengelolaan keuangan yang tepat dalam menjalan roda bisnis kita karena uang diibaratkan sebagai darah yang mengalir dalam tubuh kita yang memiliki peran yang sangat penting ketika darah kita bermasalah maka seluruh tubuh kita akan ada masalah yang cukup serius bahkan boleh jadi kita bisa meninggal, permasalahan dasar ketika berbisnis kita sulit membedakan mana uang untuk dapur/rumah tangga dengan mana uang perusahaan semuanya tercampur aduk dalam pengelolaan keuangan kita sehingga kita sulit menilai jika bisnis kita ini maju atau mundur, oleh karena itu diperlukan pengendalian keuangan anda dan mulai memisahkan mana uang dapur dan mana uang perusahaan anda

7. Spiritual Attitude to Guide You in the Darkness
Dalam berbisnis ada banyak hal yang tidak pasti bahkan boleh dikatakan banyak ketidakpastian ketika kita berbisnis , ketika kita berjalan disebuah kegelapan kita sangat berharap ada sebuah cahaya yang akan menerangi jalan kita entah itu cahaya lampu senter, lampu cempor bahkan lampu patromak kita sangat membutuhkannya saat itu dan ketika kita mendapatkannya kita begitu bahagia dan senangnya karena ada orang yang membantu anda memberikan penerangan disepanjang jalan anda dan kita dengan cepat berjalan mencapai tujuan kita, sama halnya dalam berbisnis banyak hal yang tidak pasti bahkan tidak jelas kelihatan oleh mata kita oleh karena itu kita perlu bantuan sang Pencipta alam semesta ini membantu kita menerangi jalan bisnis kita yang tidak menentu arahnya dan menunjukkan jalan ketika kita tersesat.

TO BE CONTINUE….

Cetak Halaman Ini++Baca Selengkapnya »»

Pendapat Orang lain tentang diri anda

Oleh:Pepen Hermawan, ST., S.Pd.
Banyak orang takut pada pendapat orang lain tentang diri mereka. Padahal, suka
atau tidak, orang lain pasti memiliki pendapat tentang diri anda.

Dan, anda pun
takkan mampu menghentikannya. Sebaliknya, bila mau, boleh-boleh saja anda
membalas mengatakan sesuatu tentang orang lain. Sayangnya berbantah-bantahan
tentang hal ini tak selamanya menolong keadaan. Jadi, mengapa risau?

Seringkali ketakutan muncul karena kita berusaha membenarkan atau menyalahkan
pendapat-pendapat itu. Padahal, semestinya tak perlulah itu menambah atau
mengambil sesuatu dari anda. Yang lebih buruk lagi adalah, bila anda hanya
ingin mendengar sesuatu yang anda sukai saja, dan menolak apa yang tak ingin
terdengar. Setuju atau tidak, seringkali ini tak lebih dari ajang pengingkaran
diri. Biarlah orang lain mengatakan sesuatu tentang anda. Bila itu bermanfaat,
kenakan sebagai perbaikan diri. Bila tidak, terimalah. Setidaknya ada orang
yang memperhatikan anda. Dan,

"Aku sering takut sama pemikiran orang lain terhadap diriku. Takut
seandainya orang lain berpikiran jelek tentang diriku, takut mereka
membicarakan kejelekan dan kelemahanku dibelakang punggung ku, TerKadang aku
sampai nggak bisa berpikir apa yang musti kulakukan untuk mengatasi rasa takut
itu, tapi aku tahu aku mesti mulai untuk menghadapi segalanya, termasuk
menghadapi dan menerima pendapat miring orang lain terhadap diriku, karena aku
yakin bahwa DIsamping kelemahan juga ada kelebihan dalam diriku. Dan aku juga
percaya bahwa apaun pendapat mereka tentangku pasti bermanfaat dalam
pengembangan jiwa dan kepribadianku.
"
Semoga bermanfaat :p

Baca Selengkapnya »»

FENOMENA: Puisi

Oleh:Pepen Hermawan, ST., S.Pd.

Ada suatu cerita mengenai seorang pemuda yang menyenangi puisi dan
tinggal berseberangan sungai dengan gurunya.


Pemuda itu, pada suatu hari menulis puisi yang isinya menguraikan tentang tidak adanya sifat "Keakuan" dalam dirinya dimana angin dari delapan penjuru pun tidak akan mampu menggoyahkannya.

Setelah puisi tersebut selesai ditulis, yang menurut dia adalah yang terindah, maka diutuslah pelayannya ke seberang untuk dikirimkan kepada gurunya dengan maksud mendapatkan pujian.

Gurunya, sesudah membaca puisi tersebut, langsung menulis di belakang kertas puisi itu, "Puisi Anda ini bau seperti kentut!"

Tentu saja pemuda tersebut marah bukan kepalang setelah membaca komentar gurunya. Dia pun memutuskan untuk mengunjungi gurunya secara langsung dan dengan emosi meluap, dia berteriak, "Guru sungguh tidak bisa menghargai keindahan puisi. Puisi itu adalah yang terindah menurut saya, tetapi Guru bukannya memberikan pujian, malah mencerca seperti bau kentut !!!"

Gurunya menjawab dengan ketawa, "Ha...ha...ha..., muridku, bagaimana engkau mengatakan sudah tidak mempunyai sifat Keakuan sampai angin dari delapan penjuru pun tidak mampu menggoyahkan dirimu. Lihat saja, baru kena satu angin kecil (kentut), Anda sudah terbirit-birit menemuiku!!!"

Mmm:
"Saya melewati hari ini hanya sekali; karenanya setiap perbuatan baik yang dapat saya lakukan atau kebaikan apapun yang bisa saya perbuat kepada siapapun, biarlah saya melakukannya sekarang. Jangan biarkan saya mengabaikannya, karena pasti saya tidak akan melewati hari ini lagi.".

Semoga bermanfaat :)Baca Selengkapnya »»

Sebuah Syair Renungan Singkat Bagi Wanita

Oleh:Pepen Hermawan, ST., S.Pd.
Buat Marya (all i need, belong to you)
Untuk semua wanita yang bergelar istri maupun yang bakal menjadi istri... mari kita hayati apa yang terbetik dalam syair dibawah ini.


Pernikahan ataupun perkawinan,
Membuka tabir rahasia,

Suami yang menikahi kamu,
Tidaklah semulia Muhammad,
Tidaklah setakwa Ibrahim,
Pun tidak setabah Ayub,
Atau pun segagah Musa,
Apalagi setampan Yusuf


Justeru suamimu hanyalah pria akhir zaman,
Yang punya cita-cita,
Membangun keturunan yang soleh ...


Pernikahan ataupun Perkawinan,
Mengajar kita kewajiban bersama,


Suami menjadi pelindung, Kamu penghuninya,
Suami adalah Nakoda kapal, Kamu navigatornya,
Suami bagaikan balita yang nakal, Kamu adalah penuntun kenakalannya,
Saat Suami menjadi Raja, Kamu nikmati anggur singasananya,
Seketika Suami menjadi bisa, Kamu lah penawar obatnya,
Seandainya Suami masinis yang lancang, sabarlah memperingatkannya ...


Pernikahan ataupun Perkawinan,
Mengajarkan kita perlunya iman dan takwa,
Untuk belajar meniti sabar dan redha,
Karena memiliki suami yang tak segagah mana,
Justeru Kamu akan tersentak dari alpa,


Kamu bukanlah Khadijah,
yang begitu sempurna di dalam menjaga
Pun bukanlah Hajar,
yang begitu setia dalam sengsara
Cuma wanita akhir zaman,
Yang berusaha menjadi solehah...


Amin.
Baca Selengkapnya »»

Perlambang Cinta Abadi

Oleh:Pepen Hermawan, ST., S.Pd.
Alkisah, Ratu Mesir Cleopatra hendak menunjukkan kekuasaan dan kemakmuran negerinya kepada pimpinan pasukan penjajah, Jenderal Marc Antony dari Romawi. Saat makan malam, ia melepas sebuah mutiara besar dari giwangnya. Ia menggerus mutiara itu hingga hancur menjadi bubuk, mencampurkannya pada secawan anggur lalu meminumnya. Terpaku melihat itu, Antony menolak makan malamnya --sebutir mutiara lainnya-- dan mengakui kekuasaan Cleopatra.


Begitulah, mutiara memang sering diasosiasikan dengan kekuasaan serta kemakmuran. Bisa dipahami, karena menurut taksiran ahli perhiasan pertama di dunia, Pliny, dalam bukunya, Natural History, sepasang mutiara Cleopatra itu harganya bernilai lebih dari US$9 juta.

Sebelum ditemukannya teknik pembudidayaan kerang mutiara pada awal abad ke-20 oleh Kokichi Mikimoto dari Jepang, perhiasan mutiara memang hanya dikenakan oleh mereka yang dianggap sebagai orang-orang terhormat, seperti keluarga bangsawan, atau mereka yang sangat kaya. Tengoklah mahkota atau perhiasan para raja dan ratu yang kerap dihiasi mutiara selain bebatuan mulia lainnya.

Harga mutiara, yang diperoleh dari alam, memang sangat mahal karena sulit diperoleh. Bila pun ditemukan, hanya kalangan di atas saja yang berhak memakainya. Sekarang, perhiasan mutiara dari hasil budidaya, berupa seuntai kalung yang terdiri dari sekitar 50 butir mutiara, misalnya, bisa dibeli dengan harga US$500 hingga US$5.000.

Kelangkaan mutiara alam digambarkan oleh Susie Budiatni, Direktur PT Mutiara Rote Indah yang membudidayakan kerang Pinctada maxima di kawasan Rote. "Belum tentu 1 dari 10.000 butir mutiara yang ada di dunia ini adalah mutiara alam, lo," ujarnya. Jenis mutiara ini terbentuk ketika benda asing,seperti butiran pasir atau potongan koral, masuk ke dalam kerang. Kerang melakukan aksi perlindungan dengan mengeluarkan liurnya (nacre) untuk membungkus benda asing tersebut. Lapisan-lapisan liur inilah yang membentuk mutiara.

Prinsip serupa diterapkan oleh Mikimoto saat membudidayakan kerang mutiara. Penemuan Mikimoto merupakan revolusi dalam 'industri' mutiara. Ini membuat aneka jenis, bentuk, dan warna mutiara terbentuk, harga mutiara lebih terjangkau dan tentu saja lebih banyak lagi kalangan yang dapat menikmatinya.

Beberapa jenis mutiara terkenal yang dibudidayakan di laut adalah mutiara Laut Selatan (South Sea pearl), Akoya dari Jepang, mutiara hitam dari Tahiti (Tahitian pearls). Mutiara Laut Selatan banyak diproduksi di belahan bumi selatan, seperti di Indonesia (terutama di kawasan timur), Filipina, Australia, Thailand, juga Myanmar.

Warna-warna khas jenis ini adalah putih, krem, kuning hingga keemasan, perak, merah jambu, dan hitam berbaur warna-warna lain (peacock). Berukuran rata-rata besar 10-16 mm, bentuknya mulai dari bulat, pipih seperti kancing, tetesan air (drop) hingga tak beraturan (baroque).

Berbeda dengan jenis Akoya yang rata-rata berukuran 5-8 mm. Warnanya kebanyakan putih, krem, dan biru keabu-abuan. Bentuk dasarnya adalah setengah bulat (semiround), bulat, dan drop. Mutiara Tahiti sebenarnya termasuk South Sea pearls. Bedanya, warna mutiara yang dihasilkan di sini hitam, baik yang pekat, maupun yang bersemu abu-abu, hijau, cokelat, atau merah.

Kerang mutiara juga bisa dibudidayakan di air tawar, seperti di Cina. Hasilnya adalah mutiara berwarna putih. Kelebihannya, jenis ini bisa dicelup dengan warna-warna yang dikehendaki. Ukurannya kecil-kecil, namun dalam satu kerang bisa dihasilkan hingga 30 butir mutiara.

Setiap jenis tersebut memiliki kelebihan. Namun, ada enam hal yang menjadi patokan untuk memilih mutiara yang baik. Masing-masing adalah ketebalan nacre, kilauan (luster), bentuk, warna, ukuran, serta kesempurnaan permukaan mutiara.

Namun, seperti halnya tiada gading yang tak retak, tak ada mutiara yang tak bercacat. "Bila mutiara itu sangat mulus dan bobotnya ringan, kemungkinan besar ini imitasi," jelas Susie. Cara lain untuk menentukan keaslian mutiara adalah dengan menggosokkannya ke deretan gigi Anda. Bila ngilu, kata Susie, mutiara itu pasti asli. Mutiara asli juga akan terasa seperti berpasir saat digigit perlahan.

Kilau mutiara tidaklah seperti gemerlapnya perhiasan batu mulia lainnya. Namun begitu, mutiara justru tetap dapat tampil memikat meski hadir secara sederhana, saat dikenakan dalam bentuk butiran atau untaian tunggal. Baik itu berupa giwang, kalung, bros, gelang, atau cincin. Karena itulah, perhiasan mutiara dapat dikenakan dalam berbagai kesempatan, mulai dari pagi hingga malam hari.

Tak heran, banyak desainer yang menggunakan mutiara, asli maupun imitasi, dalam berbagai karya rancangan mereka. Sebut saja Gabriel 'Coco' Chanel, yang desain-desain perhiasan dan aksesori mutiaranya sangat khas dan bisa dikenali sebagai gaya Chanel.

Bagi pemakainya, mutiara diyakini bisa memancarkan citra diri yang penuh keanggunan, kecantikan, maupun kesucian yang sempurna. Sama seperti keyakinan bangsa Yunani kuno dan Romawi kuno. Beberapa kepercayaan lain menganggap mutiara berkaitan dengan perlindungan dari hal-hal buruk, kemujuran, bahkan cinta. Persis seperti bangsa India yang menganggap mutiara 'Sang Ratu Permata', sebagai perhiasan cinta.

Dalam versi lain, memang dikisahkan pula bahwa aksi menggerus mutiara dan meminum bubuknya justru menggambarkan tanda keabadian cinta Cleopatra kepada Antony yang kemudian menjadi suaminya.
Semoga bermnafaat :p
Baca Selengkapnya »»

BEDA ANTARA SUKA, CINTA DAN SAYANG

Oleh:Pepen Hermawan, ST., S.Pd.
Coba tengok disekitar Anda, siapa yang Anda cinta & siapa yang Anda sukai?


Dihadapan orang yang kau cintai,
musim dingin berubah menjadi musim semi yang indah
Dihadapan orang yang kau sukai,
musim dingin tetap saja musim dingin hanya suasananya
lebih indah walau sedikit

Dihadapan orang yang kau cintai,
jantungmu tiba tiba berdebar lebih cepat
Dihadapan orang yang kau sukai,
kau hanya merasa senang dan gembira saja

Apabila engkau melihat kepada mata orang yang kau
cintai, matamu berkaca-kaca
Apabila engkau melihat kepada mata orang yang kau
sukai, engkau hanya tersenyum saja

Dihadapan orang yang kau cintai,
kata kata yang keluar berasal dari perasaan yang terdalam
Dihadapan orang yang kau sukai,
kata kata hanya keluar dari pikiran saja

Jika orang yang kau cintai menangis,
engkaupun akan ikut menangis disisinya
Jika orang yang kau sukai menangis,
engkau hanya menghibur saja

Perasaan cinta itu dimulai dari mata, sedangkan rasa
suka dimulai dari telinga
Jadi jika kau mau berhenti menyukai seseorang, cukup
dengan menutup telinga.
Tapi apabila kau mencoba menutup matamu dari orang
yang kau cintai, cinta itu berubah menjadi tetesan air
mata dan terus tinggal dihatimu dalam jarak waktu yang
cukup lama.

"Tetapi selain rasa suka dan rasa cinta... ada perasaan yang lebih mendalam.
Yaitu rasa sayang.... rasa yang tidak hilang secepat rasa cinta. Rasa yang tidak mudah berubah. Perasaan yang dapat membuatmu berkorban untuk orang yang kamu sayangi. Mau menderita demi kebahagiaan orang yang kamu sayangi. Cinta ingin memiliki. Tetapi Sayang hanya ingin melihat orang yang disayanginya bahagia.. walaupun harus kehilangan."
Semoga bermanfaat :p
Baca Selengkapnya »»

14 PEDOMAN HIDUP MANUSIA

Oleh:Pepen Hermawan, ST., S.Pd.
Tahukan Anda? Kalo belum silakan baca, tapi kalo sudah alangkah bijaksananya Anda jika berbagi dengan saudara yang lain, adil bukan?

Photobucket
1. Musuh terutama manusia adalah dirinya sendiri
2. Kegagalan terutama manusia adalah kesombongan
3. Kebodohan terutama manusia adalah sifat menipu
4. Kesedihan terutama manusia adalah rasa iri hati
5. Kesalahan terutama manusia adalah mencampakkan dirinya
6. Dosa terutama manusia adalah mencampakkan dirinya dan orang lain
7. Sifat manusia yang paling terkasihan adalah rasa rendah diri
8. Sifat manusia yang paling dapat di puji adalah semangat keuletannya.
9. Kehancuran terbesar manusia adalah rasa keputusasaan
10. Harta terutama manusia adalah kesehatan
11. Hutang terbesar manusia adalah hutang budi
12. Hadiah terbesar manusia adalah lapang dada dan sifat mau memaafkan
13. Kekurangan terbesar manusia adalah sifat berkeluh kesah dan tidak memiliki kebijaksanaan
14.Ketentraman dan kedamaian manusia adalah suka berdana dan beramal.
Semotga bermanfaat :p
Baca Selengkapnya »»

PEREMPUAN

Oleh:Pepen Hermawan, ST., S.Pd.
Buat Marya
Dia yang diambil dari tulang rusuk.Jika Tuhan mempersatukan dua orang yang berlawanan sifatnya, maka itu akan menjadi saling melengkapi. Dialah penolongmu yang sepadan, bukan sparing partner yang sepadan.


Ketika pertandingan dimulai, dia tidak berhadapan denganmu untuk melawanmu,
tetapi dia akan berada bersamamu untuk berjaga-jaga di belakang saat engkau berada di depan atau segera mengembalikan bola ketika bola itu terlewat olehmu, dialah yang akan menutupi kekuranganmu.

Dia ada untuk melengkapi yang tak ada dalam laki-laki: perasaan, emosi, kelemahlembutan, keluwesan, keindahan, kecantikan, rahim untuk melahirkan, mengurusi hal-hal sepele...¡ò sehingga ketika laki-laki tidak mengerti hal-hal itu, dialah yang akan menyelesaikan bagiannya...
sehingga tanpa kau sadari ketika kau menjalankan sisa hidupmu... kau
menjadi lebih kuat karena kehadirannya di sisimu.

Jika ada makhluk yang sangat bertolak belakang, kontras dengan lelaki, itulah perempuan.
Jika ada makhluk yang sanggup menaklukkan hati hanya dengan sebuah
senyuman, itulah perempuan.

Ia tidak butuh argumentasi hebat dari seorang laki-laki... tetapi ia butuh jaminan rasa aman darinya karena ia ada untuk dilindungi.... tidak hanya secara fisik tetapi juga emosi.

Ia tidak tertarik kepada fakta-fakta yang akurat, bahasa yang teliti dan logis yang bisa disampaikan secara detail dari seorang laki-laki, tetapi yang ia butuhkan adalah perhatiannya... kata-kata yang lembut... ungkapan-ungkapan sayang yang sepele... namun baginya sangat berarti... membuatnya aman di dekatmu....

Batu yang keras dapat terkikis habis oleh air yang luwes, sifat laki-laki yang keras ternetralisir oleh kelembutan perempuan. Rumput yang lembut tidak mudah tumbang oleh badai dibandingkan dengan pohon yang besar dan rindang... seperti juga di dalam kelembutannya di situlah terletak kekuatan dan ketahanan yang membuatnya bisa bertahan dalam situasi apapun.

Ia lembut bukan untuk diinjak, rumput yang lembut akan dinaungi oleh pohon yang kokoh dan rindang. Jika lelaki berpikir tentang perasaan wanita, itu sepersekian dari hidupnya.... tetapi jika perempuan berpikir tentang perasaan lelaki, itu akan menyita seluruh hidupnya...Karena perempuan diciptakan dari tulang rusuk laki- laki, karena perempuan adalah bagian dari laki-laki... apa yang menjadi bagian dari hidupnya, akan menjadi bagian dari hidupmu. Keluarganya akan menjadi keluarga barumu, keluargamu pun akan menjadi keluarganya juga.

Sekalipun ia jauh dari keluarganya, namun ikatan emosi kepada keluarganya tetap ada karena ia lahir dan dibesarkan di sana.... karena mereka, ia menjadi seperti sekarang ini. Perasaannya terhadap keluarganya, akan menjadi bagian dari perasaanmu juga... karena kau dan dia adalah satu.... dia adalah dirimu yang tak ada sebelumnya. Ketika pertandingan dimulai, pastikan dia ada di bagian lapangan yang sama denganmu.
Baca Selengkapnya »»

LUKISAN KEDAMAIAN

Oleh:Pepen Hermawan, ST., S.Pd.
Seorang Raja mengadakan sayembara dan akan memberi hadiah yang melimpah kepada siapa saja yang bisa melukis tentang kedamaian.


Ada banyak seniman dan pelukis berusaha keras untuk memenangkan lomba tersebut. Sang Raja berkeliling melihat-lihat hasil karya mereka. Hanya ada dua buah lukisan yang benar-benar paling disukainya. Tapi, sang Raja harus memilih satu di antara keduanya.

Lukisan pertama menggambarkan sebuah telaga yang tenang. Permukaan telaga itu bagaikan cermin sempurna yang memantulkan kedamaian gunung-gunung yang menjulang mengitarinya. Di atasnya terpampang langit biru dengan awan putih berarak-arak. Semua yang memandang lukisan ini akan berpendapat, inilah lukisan terbaik mengenai kedamaian.

Lukisan kedua menggambarkan pegunungan juga.Namun tampak kasar dan gundul.Di atasnya terlukis langit yang gelap dan merah menandakan turunnya hujan badai. Sedangkan tampak kilat menyambar-nyambar liar. Di sisi gunung ada air terjun deras yang berbuih-buih. Sama sekali tidak menampakkan ketenangan dan kedamaian. Tapi, sang Raja melihat sesuatu yangmenarik. Di balik air terjun itu tumbuh semak-semak kecil di atas sela-sela batu. Di dalam semak-semak itu seekor induk Pipit meletakkan sarangnya.
Jadi, di tengah-tengah riuh-rendahnya air terjun, seekor induk Pipit sedang mengerami telurnya dengan damai. Benar-benar damai.Lukisan manakah yang memenangkan lomba?
Sang Raja memilih lukisan nomor dua.

Tahukah anda mengapa?

"Karena", jawab sang Raja, "kedamaian bukan berarti anda harus berada di tempat yang tanpa keributan, kesulitan atau pekerjaan yang keras dan sibuk. Kedamaian adalah hati yang tenang dan damai, meski anda berada di tengah-tengah keributan luar biasa. Kedamaian hati adalah kedamaian sejati"
Semoga bermanfaat :P
Baca Selengkapnya »»

MENGENDALIKAN YANG DAPAT DIKENDALIKAN

Oleh:Pepen Hermawan, ST., S.Pd.
Kita seringkali terlalu membuang-buang waktu dan tenaga merasa resah tentang hal-hal yang di luar pengendalian kita. Kita berusaha keras mengendalikan orang-orang atau hal-hal yang tidak terkendalikan, memanipulasi sana-sini dan mendapatkan dengan rasa frustasi bahwa segala upaya kita percuma saja.


Empat dari hal-hal yang lazim tak terkendalikan dalam hidup kita adalah:
1. Orang lain
Kita tak dapat mengubah atau mengendalikan teman hidup, anak-anak, atasan, atau teman sekerja kita, walaupun kita ingin.

2. Warisan kita
Kita tak dapat memilih keluarga tempat kita dilahirkan, atau apakah kita dilahirkan sebagai anak laki-laki atau perempuan

3. Masa lalu kita
Ada di antara kita yang ingin mengubah sesuatu dari masa lalunya. Dosa-dosa, kesalahan, keputusan buruk, salah pilih tikungan - semuanya menghantui kita, dan kita sering membayangkan bagaimana hidup itu seandainya kita dapat mengendalikan masa lalu itu. Kita tahu, tidak ada yang dapat kita lakukan untuk mengubah masa lalu kita.

4. Lingkungan kita dan keadaan sekitar
Ada banyak hal-hal lingkungan dalam hidup kita yang tak terkendalikan: keadaan ekonomi, pengemudi mabuk yang melenceng melenceng mobilnya sehingga menabrak mobil Anda, biaya hidup, cuaca, dan sebagainya.

Kalau kita berusaha mengendalikan yang tak terkendalikan, hampir selalu berakhir dengan rasa frustasi dan kekecewaan, dan kita sangat merugikan diri kita. Kalau kita coba mengendalikan orang-orang yang tak terkendalikan dalam hidup kita, apa yang sebenarnya terjadi adalah bahwa kita membiarkan mereka menghancurkan sukacita kita. Mengetahui bahwa kita tidak dapat mengendalikan mereka tetapi masih terus berusaha,
membuat kita berada dalam kuasa mereka. Kebahagiaan kita, damai sejahtera, atau kesenangan kita bergantung dari kelakuan, prestasi atau sikap mereka. Kemudian, ketika kita frustasi karena kita tidak dapat mengendalikan yang tak terkendalikan, kita cenderung melampiaskan kekecewaan kita pada Tuhan. Persekutuan kita terputus dan kita menderita karena tidak mendapat kasih dan kekuatanNya untuk membantu kita.

Allah tidak menelantarkan kita; Ia tidak meninggalkan atau mengabaikan kita. Allah mampu dan siap untuk mengambil hal atau orang yang tak terkendalikan dan memikul beban itu bagi Anda. Ia berada di sana untuk memberi Anda segala bantuan dan dukungan yang Anda butuhkan. Allah tidak akan ambil alih sebelum Anda mengaku bahwa permasalahannya sudah di luar pengendalian Anda.

Ada hal-hal dalam hidup kita yang dapat kita kendalikan :
1. Hubungan kita dengan Allah
Hal itu memerlukan rasa terikat, disiplin dan keinginan. Bila hubungan
Anda dengan Tuhan lebih penting daripada apapun, Anda memiliki kekuatan
untuk mengatasi hal yang tak terkendalikan.

2. Pikiran kita
Jika Anda mempunyai kecenderungan memikir-mikirkan hal-hal yang salah,
membayangkan yang paling buruk, memikirkan hal-hal negatif, dan
membiarkan pikiran Anda dikendalikan oleh keadaan sekitar, Anda tak akan
pernah menang atas hal yang tak terkendalikan.

3. Lidah kita
Begitu banyak kerusakan terjadi setiap hari karena lidah-lidah yang tidak terkendali. Betapa perlunya kita mengendalikan lidah kita dan kata-kata yang kita ucapkan. Hubungan akan sangat membaik jika kita dapat mengendalikan lidah kita.

4. Sikap kita
Sekalipun keadaanmu begitu buruk, tidak ada yang dapat memaksamu bersikap buruk kalau Anda sendiri tidak mau, dan sekalipun keadaanmu begitu baik, tidak ada yang dapat memaksamu bersikap baik kalau Anda sendiri tidak mau. Sikap kita merupakan pilihan kita sendiri.

5. Integritas kita
Kita dapat mengendalikan integritas kita. Apakah Anda bertindak jujur sepenuhnya dalam semua bidang kehidupan ? Apakah Anda dikenal sebagai orang yang dapat diandalkan?

Jika kita menggunakan waktu dan tenaga kita hanya untuk mengendalikan yang dapat kita kendalikan, akan tersisa cukup kekuatan dan kearifan untuk menangani hal-hal yang tak terkendalikan. Kita tidak banyak membuang-buang waktu mengalami frustasi karena orang-orang atau hal-hal yang tak terkendalikan, karena kita terlalu sibuk untuk mengendalikan yang terkendalikan.

Jika Anda dapat mengendalikan yang dapat dikendalikan, Anda dapat menangani yang tidak terkendalikan.
Semoga bermanfaat :p
Baca Selengkapnya »»