Oleh:Pepen Hermawan, ST., S.Pd.
"Apabila Allah Ta'ala telah membuka pintu makrifat untuk seorang hamba, karena dengan makrifat Allah itu, engkau tidak perlu kepada amalanmu yang memang sedikit itu. Karena Allah telah membuka makrifat untukmu itu, berarti Allah berkehendak memberi Anugrah-Nya kepadamu, sedangkan amal-amal yang engkau lakukan adalah semacam pemberian ketaatan kepada-Nya. Kalau demikian, maka dimanakah letaknya perbandingan antara ketaatan seorang hamba dengan anugerah yang diterima dari Allah ?"
Makrifat kepada Allah adalah tujuan yang dijangkau oleh seorang hamba, dan cita-cita yang diharapkan. Apabila seorang hamba menghadap Allah Ta'ala karena telah dibukakan baginya pintu makrifat, maka ia akan mendapatkan ketenangan dalam makrifat itu, karena didalamnya akan dijumpai kenikmatan rohani yang berlimpah-limpah. Senantiasa akan ber-limpah kepadanya pula hasrat untuk memperbanyak amal ibadah, disebabkan
begitu banyak keutamaan yang diberikan Allah kepadanya.
Dengan makrifat itu seorang hamba akan semakin dekat kepada Allah karena ia dapat memandang Allah dengan makrifatnya itu. Dimaksud makrifat adalah melihatnya seorang hamba dengan mata hati sanubari (basirah)-nya. Hamba Allah yang dekat dengan Allah, ia akan mampu mengenal Allah dengan baik, karena makrifat menurut arti harfiah-
nya sama dengan mengenal. Maksud dekat dengan Allah serta mengenal akan sifat-sifat yang mulia itu.
Dalam ibadahnya seorang hamba yang bermakrifat kepada Allah dengan pengertian diatas, berarti ia benar-benar sanggup mengenal Allah. Dengan mata hatinya yang bersinar ia mendekat Allah untuk memdapatkan rakhmat dan kasih sayangnya.
Makrifat bagi seorang hamba diperllukan dalam beribadah dan beramal, sebab dengan demikian ia akan sampai kepada tingkat hamba yang haqqul yakin. Karena mengetahui Allah Ta'ala itu ada, adalah menjadi kewajiban seorang hamba. Ia baru berada dalam tingkat ilmul yaqin. Ketika seorang hamba mengenal Allah dengan baik menurut ilmu Allah sendiri, maka ia telah berada dalam keadaan haqqul yaqin.
Makrifat kepada Allah dalam tiga tahap ini adalah tugas yang harus dimiliki oleh si hamba dari waktu ke waktu dalam menyempurnakan iman dan ibadahnya kepada Allah. Kedudukan makrifat tidak boleh bertentangan dengan akidah dan syariat, yang bersumber kepada Qur'an dan Sunnah Rasulullah SAW.
Hamba yang bermakrifat kepada Allah, tidak berarti ia mengurangi ibadah dan amalnya, justru makin tinggi makrifat seorang hamba, makin banyak pula ibadahnya dan makin sempurna amalnya. Hamba yang soleh dan sempurna makrifatnya, adalah orang yang kokoh imannya dan tekun ibadahnya,
sebab antara iman dan amal soleh tidak dapat dipisahkan dalam ibadah islam. Seperti firman Allah dalam surat At Tin ayat 6, "kecuali orang-orang yang beriman dan beramal soleh, bagi mereka pahala yang tidak putus-putus".
Makrifat kepada Allah (menurut akidah dan syariat) hendaklah berdasarkan iman dan amal soleh. Walaupun pahala bagi seorang hamba yang makrifat bukanlah tujuan, sebab yang menjadi tujuan dan yang dicarinya ialah ridha Allah Ta'ala, sebagai anugrah yang sangat berharga.
Cetak Halaman Ini++
begitu banyak keutamaan yang diberikan Allah kepadanya.
Dengan makrifat itu seorang hamba akan semakin dekat kepada Allah karena ia dapat memandang Allah dengan makrifatnya itu. Dimaksud makrifat adalah melihatnya seorang hamba dengan mata hati sanubari (basirah)-nya. Hamba Allah yang dekat dengan Allah, ia akan mampu mengenal Allah dengan baik, karena makrifat menurut arti harfiah-
nya sama dengan mengenal. Maksud dekat dengan Allah serta mengenal akan sifat-sifat yang mulia itu.
Dalam ibadahnya seorang hamba yang bermakrifat kepada Allah dengan pengertian diatas, berarti ia benar-benar sanggup mengenal Allah. Dengan mata hatinya yang bersinar ia mendekat Allah untuk memdapatkan rakhmat dan kasih sayangnya.
Makrifat bagi seorang hamba diperllukan dalam beribadah dan beramal, sebab dengan demikian ia akan sampai kepada tingkat hamba yang haqqul yakin. Karena mengetahui Allah Ta'ala itu ada, adalah menjadi kewajiban seorang hamba. Ia baru berada dalam tingkat ilmul yaqin. Ketika seorang hamba mengenal Allah dengan baik menurut ilmu Allah sendiri, maka ia telah berada dalam keadaan haqqul yaqin.
Makrifat kepada Allah dalam tiga tahap ini adalah tugas yang harus dimiliki oleh si hamba dari waktu ke waktu dalam menyempurnakan iman dan ibadahnya kepada Allah. Kedudukan makrifat tidak boleh bertentangan dengan akidah dan syariat, yang bersumber kepada Qur'an dan Sunnah Rasulullah SAW.
Hamba yang bermakrifat kepada Allah, tidak berarti ia mengurangi ibadah dan amalnya, justru makin tinggi makrifat seorang hamba, makin banyak pula ibadahnya dan makin sempurna amalnya. Hamba yang soleh dan sempurna makrifatnya, adalah orang yang kokoh imannya dan tekun ibadahnya,
sebab antara iman dan amal soleh tidak dapat dipisahkan dalam ibadah islam. Seperti firman Allah dalam surat At Tin ayat 6, "kecuali orang-orang yang beriman dan beramal soleh, bagi mereka pahala yang tidak putus-putus".
Makrifat kepada Allah (menurut akidah dan syariat) hendaklah berdasarkan iman dan amal soleh. Walaupun pahala bagi seorang hamba yang makrifat bukanlah tujuan, sebab yang menjadi tujuan dan yang dicarinya ialah ridha Allah Ta'ala, sebagai anugrah yang sangat berharga.
0 komentar:
Posting Komentar