Photobucket
ABOUT MUVI PRODUCT MUVI STRENGTH BASED ORGANIZATION MITRA MUVI MUVI LEADERSHIP

MUVI LEARNING CENTER's Fan Box

Tujuan adalah kebahagiaan anda

Tujuan adalah kebahagiaan anda.
Dan kebahagiaan haruslah menjadi tujuan anda.
Kebijakan sejati mengatakan bahwa kebahagiaan tidak terletak jauh dimana.
Kebahagiaan tertanam di dalam diri anda sendiri. Anda hanya perlu menemukannya.

Sayangnya kebahagiaan seringkali tertimbun oleh endapan rasa takut dan sedih akibat hal-hal di luar diri anda.
Untuk itu anda harus menyingkirkannya; yaitu dengan memutuskan untuk tetap berbahagia. Dunia mungkin membuat anda bersedih namun dunia tak boleh memiliki anda. Di dalam diri anda harus berjuang keras untuk tidak di batasi oleh kejadian luar. Didalam anda tetap memiliki kebahagiaan.
Mengapa tak anda perhatikan sorot mata antusias anak-anak? Mereka tetap menemukan permainannya meski di tengah panas terik dan hujan lebat.
Mereka melakukan itu karena dorongan keceriaan dan kebahagiaan dari dalam diri.
Diri dalam mereka tidak dibatasi oleh dunia luar.
Sedangkan orang tua mereka mungkin menggerutu karena teriknya matahari atau lebatnya hujan. Bukankah,orang bijak adalah orang yang tidak kehilangan kegembiraan kanak-kanaknya.
Cetak Halaman Ini++Baca Selengkapnya »»

Dari Jalaludin Rumi

Jika engkau belum mempunyai ilmu, hanyalah prasangka,
maka milikilah prasangka yang baik tentang Tuhan.
Begitulah caranya!

Jika engkau hanya mampu merangkak,
maka merangkaklah kepada-Nya!

Jika engkau belum mampu berdoa dengan khusyuk,
maka tetaplah persembahkan doamu
yang kering, munafik dan tanpa keyakinan;
karena Tuhan, dengan rahmat-Nya
akan tetap menerima mata uang palsumu!

Jika engkau masih mempunyai
seratus keraguan mengenai Tuhan,
maka kurangilah
menjadi sembilan puluh sembilan saja.
Begitulah caranya!

Wahai pejalan!
Biarpun telah seratus kali engkau ingkar janji,
ayolah datang, dan datanglah lagi!

Karena Tuhan telah berfirman:
“Ketika engkau melambung ke angkasa
ataupun terpuruk ke dalam jurang,
ingatlah kepada-Ku,
karena Aku-lah jalan itu.”
Cetak Halaman Ini++Baca Selengkapnya »»

WANITA MEMANG SUSAH DIBUAT "BAHAGIA"

Jika dikatakan cantik dikira menggoda ,
jika dibilang jelek di sangka menghina..
Bila dibilang lemah dia protes,
bila dibilang perkasa dia nangis .


Maunya emansipasi, tapi disuruh benerin genteng, nolak
(sambil ngomel masa disamakan dengan cowok)

Maunya emansipasi, tapi disuruh berdiri di bis malah cemberut
(sambil ngomel,Egois amat sih cowok ini tidak punya perasaan)

Jika di tanyakan siapa yang paling di banggakan, kebanyakan bilang Ibunya ,
tapi kenapa ya ..... lebih bangga jadi wanita karir,
padahal ibunya adalah ibu rumah tangga

Bila kesalahannya diingatkankan,
mukanya merah..
bila di ajari mukanya merah,
bila di sanjung mukanya merah
jika marah mukanya merah,kok sama
semua ? bingung !!

Di tanya ya atau tidak, jawabnya diam;
ditanya tidak atau ya, jawabnya diam;
ditanya ya atau ya, jawabnya :diam,
ditanya tidak atau tidak, jawabnya ; diam,
ketika didiamkan malah marah
(repot kita disuruh jadi dukun yang bisa nebak jawabannya).

Di bilang ceriwis marah,
dibilang berisik ngambek,
dibilang banyak mulut tersinggung,

tapi kalau dibilang S u p e l
wadow seneng banget...padahal sama saja maksudnya.

Dibilang gemuk engga senang
padahal maksud kita sehat gitu lho

dibilang kurus malah senang
padahal maksud kita "kenapa elho jadi begini !!!"

Itulah WANITA makin kita bingung makin senang DIA !


Pria itu memang susah...

Jika kamu memperlakukannya dengan baik, dia pikir kamu jatuh cinta
padanya......... Jika tidak, kamu akan dibilang sombong.

Jika kamu berpakaian bagus, dia pikir kamu sedang mencoba untuk
menggodanya. Jika tidak, dia bilang kamu kampungan.

Jika kamu berdebat dengannya, dia bilang kamu keras kepala.
Jika kamu tetap diam, dia bilang kamu nggak punya otak.

Jika kamu lebih pintar dari pada dia, dia akan kehilangan muka..
Jika dia yang lebih pintar, dia bilang dia paling hebat.

Jika kamu tidak cinta padanya, dia akan mencoba mendapatkanmu.
Jika kamu mencintainya, dia akan mencoba untuk meninggalkanmu.

Jika kamu beritahu dia masalah mu, dia bilang kamu menyusahkan.
Jika tidak, dia bilang kamu tidak mempercayai mereka.

Jika kamu cerewet pada dia, kamu dibilang seperti seorang pengasuh
baginya. Tapi jika dia yang cerewet ke kamu, itu karena dia perhatian.

Jika kamu langgar janji kamu, kamu tidak bisa dipercaya.
Jika dia yang ingkari janjinya, dia melakukannya karena terpaksa.

Jika kamu merokok, kamu adalah cewek liar !
Tapi kalo dia yang merokok, dia adalah seorang gentleman, wuiihh..!

Jika kamu menyakitinya, kamu dibilang perempuan kejam..
Tapi jika dia yang menyakitimu, itu karena kamu terlalu sensitif dan
terlalu sulit untuk dibuat bahagia !!!!!

Jika kamu mengirimkan ini pada cowok-cowok, mereka pasti bersumpah kalau
ini tidak benar. Tapi jika kamu tidak mengirimkan ini pada mereka, mereka akan bilang kamu egois.

Jadi..... kirimkan ini pada semua teman lelakimu diluar sana dan
juga pada semua teman cewekmu untuk berbagi tawa bersama.. ;)
hwahwahwa...
Well.... it's true..!!!!
Cetak Halaman Ini++Baca Selengkapnya »»

MAKRIFAT KEPADA ALLAH

Oleh:Pepen Hermawan, ST., S.Pd.
"Apabila Allah Ta'ala telah membuka pintu makrifat untuk seorang hamba, karena dengan makrifat Allah itu, engkau tidak perlu kepada amalanmu yang memang sedikit itu. Karena Allah telah membuka makrifat untukmu itu, berarti Allah berkehendak memberi Anugrah-Nya kepadamu, sedangkan amal-amal yang engkau lakukan adalah semacam pemberian ketaatan kepada-Nya. Kalau demikian, maka dimanakah letaknya perbandingan antara ketaatan seorang hamba dengan anugerah yang diterima dari Allah ?"
Makrifat kepada Allah adalah tujuan yang dijangkau oleh seorang hamba, dan cita-cita yang diharapkan. Apabila seorang hamba menghadap Allah Ta'ala karena telah dibukakan baginya pintu makrifat, maka ia akan mendapatkan ketenangan dalam makrifat itu, karena didalamnya akan dijumpai kenikmatan rohani yang berlimpah-limpah. Senantiasa akan ber-limpah kepadanya pula hasrat untuk memperbanyak amal ibadah, disebabkan
begitu banyak keutamaan yang diberikan Allah kepadanya.

Dengan makrifat itu seorang hamba akan semakin dekat kepada Allah karena ia dapat memandang Allah dengan makrifatnya itu. Dimaksud makrifat adalah melihatnya seorang hamba dengan mata hati sanubari (basirah)-nya. Hamba Allah yang dekat dengan Allah, ia akan mampu mengenal Allah dengan baik, karena makrifat menurut arti harfiah-
nya sama dengan mengenal. Maksud dekat dengan Allah serta mengenal akan sifat-sifat yang mulia itu.

Dalam ibadahnya seorang hamba yang bermakrifat kepada Allah dengan pengertian diatas, berarti ia benar-benar sanggup mengenal Allah. Dengan mata hatinya yang bersinar ia mendekat Allah untuk memdapatkan rakhmat dan kasih sayangnya.

Makrifat bagi seorang hamba diperllukan dalam beribadah dan beramal, sebab dengan demikian ia akan sampai kepada tingkat hamba yang haqqul yakin. Karena mengetahui Allah Ta'ala itu ada, adalah menjadi kewajiban seorang hamba. Ia baru berada dalam tingkat ilmul yaqin. Ketika seorang hamba mengenal Allah dengan baik menurut ilmu Allah sendiri, maka ia telah berada dalam keadaan haqqul yaqin.

Makrifat kepada Allah dalam tiga tahap ini adalah tugas yang harus dimiliki oleh si hamba dari waktu ke waktu dalam menyempurnakan iman dan ibadahnya kepada Allah. Kedudukan makrifat tidak boleh bertentangan dengan akidah dan syariat, yang bersumber kepada Qur'an dan Sunnah Rasulullah SAW.

Hamba yang bermakrifat kepada Allah, tidak berarti ia mengurangi ibadah dan amalnya, justru makin tinggi makrifat seorang hamba, makin banyak pula ibadahnya dan makin sempurna amalnya. Hamba yang soleh dan sempurna makrifatnya, adalah orang yang kokoh imannya dan tekun ibadahnya,
sebab antara iman dan amal soleh tidak dapat dipisahkan dalam ibadah islam. Seperti firman Allah dalam surat At Tin ayat 6, "kecuali orang-orang yang beriman dan beramal soleh, bagi mereka pahala yang tidak putus-putus".

Makrifat kepada Allah (menurut akidah dan syariat) hendaklah berdasarkan iman dan amal soleh. Walaupun pahala bagi seorang hamba yang makrifat bukanlah tujuan, sebab yang menjadi tujuan dan yang dicarinya ialah ridha Allah Ta'ala, sebagai anugrah yang sangat berharga.
Cetak Halaman Ini++Baca Selengkapnya »»

Hari-hari Aku, Kita, Kalian & Mereka

Semua orang punya tujuh hari dalam seminggu. Berapa hari yang dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya? Apa arti hari-hari tersebut untuk kita? Mari kita coba lihat.

1. Senin adalah singkatan dari "Semangat Nan Indah"
Sebagian orang mengharap-harap tibanya hari Senin karena hari itu mereka mendapat uang. Yang telah libur, kembali berjualan sehingga uang masuk lancar lagi. Yang bekerja harian, berarti upah harian akan diterima kembali.
Sebagian orang tidak suka dengan hari Senin. Yang malas bekerja merasakan beban berat karena Senin berarti mulai bekerja kembali. Yang tadinya bisa santai di rumah, kini harus kembali masuk kantor. Anak sekolah kembali bersekolah, tidak bisa main-main Play Station lagi. Para ibu harus bangun pagi lagi untuk memasak makan pagi anak-anak yang akan berangkat sekolah. Ada yang menunggu-nunggu hari Sabtu lagi yang rasanya masih sangat lamaaaa.....
Apapun sikap yang kita pilih, tidak akan merubah hari Senin. Senin tetap datang. Senin tetap harus kita lalui entah kita senang atau tidak. Sikap mana yang akan kita pilih? Memulai hari Senin dengan menggerutu atau memulai hari Senin dengan Semangat Nan Indah?

2. Selasa adalah singkatan dari "Selalu Luar Biasa"
Ada orang yang berpendapat bahwa Selasa adalah hari yang biasa saja. tidak ada yang luar biasa. Mengapa begitu??? Mengapa kita tidak membuatnya menjadi hari yang luar biasa? Luar biasa atau tidak, bukan tergantung dari nama hari atau pekerjaan kita. Tapi tergantung dari sikap hati kita. Tiap pagi saya bermain skipping (main tali) sebanyak 300 kali. Saya merasakan bedanya, ketika hati sedang malas, ya main tali jadi terasa berat. Tapi bila hati gembira, maka main tali menjadi ringan. Bahkan tanpa terasa bisa sampai 400 kali. Jadi saya selalu main tali sambil bernyanyi dan tersenyum. Hehehe...... ....

3. Rabu adalah singkatan dari "Rasakan bahagia dalam kalbu"
Apakah kita bersyukur hanya kalau kita mendapatkan sesuatu? Kalau sedang senang dan kita bersyukur, itu sih biasa. Tapi bagaimana kalau kita sedang ada masalah? Apakah kita menggerutu dan marah-marah? Apakah kita bisa mensyukuri setiap kejadian dalam hidup kita? Waktu anak saya masih kecil, dia sering menangis di malam hari. Padahal tiap hari saya harus bekerja. Tapi saya bersyukur bisa bangun di malam hari dan memberikan ASI kepada anak saya. Saya senang ketika di malam hari dia terjaga dan memanggil "Mama. Mama". Malah saya sengaja melarang baby sitter untuk bangun di malam hari dan mengurus anak saya. Saya pikir, toh tidak lama dia begitu. Nanti kalau dia sudah besar, dia tidak akan lagi memanggil "Mama. Mama" ketika terjaga di malam hari. Jadi saya nikmati keadaan itu. Saya syukuri saat-saat tiap malam saya bangun dan menggendong anak saya. Biarlah hati kita selalu dipenuhi rasa syukur. Biarlah kalbu berseri. Hati yang gembira adalah obat yang paling manjur.

4. Kamis adalah "Kami Sukses"
Apakah hari Kamis juga hari biasa? Bagaimana kalau kita membuatnya sebagai hari dimana kita sudah lebih sukses? Rasanya kita perlu mengingat kembali pentingnya "Berpikir Positif". Bagaimana kalau tiap minggu kita mendapatkan sukses? Bagaimana kalau tiap hari? Apakah mungkin? Tentu saja. Yang perlu dilakukan adalah selalu berpikir positif. Kapan saja, dimana saja, dan siapa saja......
Bila seseorang berkata kepada kita:"Wah, enak ya kerja disana?" Daripada berkata:"Enak apanya? Biasa saja kok.", mengapa kita tidak berkata:"Amin. "? Bila seseorang berkata:"Pasti kamu banyak uang." Daripada berkata:"Ga kok. Siapa bilang banyak uang?" Lebih baik kita berkata:"Amin. ". Kalau nanti benar benar banyak uang, siapa yang menikmati? Kita sendiri kan? Asyiikkk.... ..

5. Jumat berarti "Juga Amat Hebat"
Seringkali Jumat menjadi hari yang kurang produktif karena sudah mendekati Sabtu, sehingga pikiran sudah ke hari libur. Mengapa menyia-nyiakan satu hari dalam hidup kita? Bagaimana kalau kita menjadikannya hari Jumat yang Juga Amat Hebat? Bagaimana kalau kita menggunakan hari ini untuk mengerjakan pekerjaan-pekerjaan yang tertunda? Memeriksa surat masuk? Mengevaluasi hari-hari kemarin? Mengatakan hal-hal indah yang belum sempat dikatakan?

6. Sabtu berarti "Saatnya Bersatu"
Hari Sabtu bisa menjadi hari yang produktif atau tidak produktif. Semuanya tergantung diri sendiri. Seorang Pengusaha justeru paling produktif di hari Sabtu karena dia bisa memeriksa semua pekerjaan, memantau hasil kerja karyawan, mencari ide baru, dan puluhan kegiatan lain yang sangat bermanfaat. Bahkan dia membuat hari Sabtu sebagai hari dimana dia mendengarkan semua masalah yang dihadapi ank buahnya.
Orang tua yang libur dan ingin membina kedekatan dengan anak-anaknya bisa memanfaatkan hari Sabtu untuk bermain bersama, berenang, makan bareng, membersihkan rumah bersama atau jalan-jalan. Daripada hanya duduk dan masing-masing nonton acara tv kesukaannya tanpa adanya komunikasi. Pasangan yang saling mencinta bisa menggunakan hari ini untuk saling mengerti bukan hari untuk bertengkar. Hayoo......

7. Minggu berarti "Mari ingat berkah seminggu"
Hari Minggu bisa dijadikan hari bermalas-malas atau bisa juga menjadi hari untuk mengevaluasi diri kita. Untuk mengevaluasi sikap kita. Apa yang telah dilakukan dalam seminggu? Apa yangsalah? Apa yang benar? Apa yang dapat kita lakukan lebih baik minggu depan? Apa rencana baru yang perlu dibuat? Bagaimana supaya minggu depan lebih sukses? Bagaimana caranya bekerja lebih baik? Bagaimana caranya agar tidak terlambat masuk kerja? Dan seribu satu kegiatan lain.
Dengan demikian hari Senin akan kita nantikan dengan semangat karena kita telah punya rencana yang akan diterapkan. Hari Senin menjadi awal minggu depan yang lebih sukses.

Give Thanks for Every Day in Your Life!
Cetak Halaman Ini++Baca Selengkapnya »»

Kematian Hati

Banyak orang tertawa tanpa (mau) menyadari sang maut sedang mengintainya.Banyak orang cepat datang ke shaf shalat laiknya orang yang amat merindukan kekasih. Sayang ternyata ia datang tergesa-gesa hanya agar dapat segera pergi. Seperti penagih hutang yang kejam ia perlakukan Tuhannya. Ada yang datang sekedar memenuhi tugas rutin mesin agama. Dingin, kering dan hampa, tanpa penghayatan. Hilang tak dicari, ada tak disyukuri.


Dari jahil engkau disuruh berilmu dan tak ada idzin untuk berhenti hanya pada ilmu. Engkau dituntut beramal dengan ilmu yang ALLAH berikan. Tanpa itu alangkah be-sar kemurkaan ALLAH atasmu. Tersanjungkah engkau yang pandai bercakap tentang keheningan senyap ditingkah rintih istighfar, kecupak air wudlu di dingin malam, lapar perut karena shiam atau kedalaman munajat dalam rakaat-rakaat panjang. Tersanjungkah engkau dengan licin lidahmu bertutur, sementara dalam hatimu tak ada apa-apa. Kau kunyah mitos pemberian masyarakat dan sangka baik orang-orang berhati jernih, bahwa engkau adalah seorang saleh, alim, abid lagi mujahid, lalu puas meyakini itu tanpa rasa ngeri.

Asshiddiq Abu Bakar Ra. Selalu gemetar saat dipuji orang. "Ya ALLAH, jadikan diriku lebih baik daripada sangkaan mereka, janganlah Engkau hukum aku karena ucapan mereka dan ampunilah daku lantaran ketidak tahuan mereka", ucapnya lirih.

Ada orang bekerja keras dengan mengorbankan begitu banyak harta dan dana, lalu ia lupakan semua itu dan tak pernah mengenangnya lagi. Ada orang beramal besar dan selalu mengingat-ingatnya, bahkan sebagian menyebut-nyebutnya. Ada orang beramal sedikit dan mengklaim amalnya sangat banyak. Dan ada orang yang sama sekali tak pernah beramal, lalu merasa banyak amal dan menyalahkan orang yang beramal, karena kekurangan atau ketidaksesuaian amal mereka dengan lamunan pribadinya, atau tidak mau kalah dan tertinggal di belakang para pejuang. Mereka telah menukar kerja dengan kata. Dimana kau letakkan dirimu ?

Saat kecil, engkau beitu takut gelap, suara dan segala yang asing. Begitu kerap engkau bergetar dan takut. Sesudah pengalaman dan ilmu makin bertambah, engkaupun berani tampil di depan seorang kaisar tanpa rasa gentar. Semua sudah jadi biasa, tanpa rasa.


Telah berapa hari engkau hidup dalam lumpur yang membunuh hatimu sehingga getarannya tak terasa lagi saat ma'siat menggodamu dan engkau meni'matinya?

Malam-malam berharga berlalu tanpa satu rakaatpun kau kerjakan. Usia berkurang banyak tanpa jenjang kedewasaan ruhani meninggi. Rasa malu kepada ALLAH, dimana kau kubur dia ?

Di luar sana rasa malu tak punya harga. Mereka jual diri secara terbuka lewat layar kaca, sampul majalah atau bahkan melalui penawaran langsung. Ini potret negerimu : 228.000 remaja mengidap putau. Dari 1500 responden usia SMP & SMU, 25 % mengaku telah berzina dan hampir separohnya setuju remaja berhubungan seks di luar nikah asal jangan dengan perkosaan.

Mungkin engkau mulai berfikir "Jamaklah, bila aku main mata dengan aktifis perempuan bila engkau laki-laki atau sebaliknya di celah-celah rapat atau berdialog dalam jarak sangat dekat atau bertelepon dengan menambah waktu yang tak kauperlukan sekedar melepas kejenuhan dengan canda jarak jauh" Betapa jamaknya 'dosa kecil' itu dalam hatimu. Kemana getarannya yang gelisah dan terluka dulu, saat "TV Thaghut" menyiarkan segala "kesombongan jahiliyah dan maksiat" ? Saat engkau muntah melihat laki-laki (banci) berpakaian perempuan, karena kau sangat mendukung ustadzmu yang mengatakan " Jika ALLAH melaknat laki-laki berbusana perempuan dan perempuan berpakaian laki-laki, apa tertawa riang menonton akting mereka tidak dilaknat ?"

Ataukah taqwa berlaku saat berkumpul bersama, lalu yang berteriak paling lantang "Ini tidak islami" berarti ia paling islami, sesudah itu urusan tinggallah antara engkau dengan dirimu, tak ada ALLAH disana?

Sekarang kau telah jadi kader hebat. Tidak lagi malu-malu tampil. Justeru engkau akan dihadang tantangan : sangat malu untuk menahan tanganmu dari jabatan tangan lembut lawan jenismu yang muda dan segar. Hati yang berbunga-bunga didepan ribuan massa. Semua gerak harus ditakar dan jadilah pertimbanganmu tergadai pada kesukaan atau kebencian orang, walaupun harus mengorbankan nilai terbaik yang kau miliki. Lupakah engkau, jika bidikanmu ke sasaran tembak meleset 1 milimeter, maka pada jarak 300 meter dia tidak melenceng 1 milimeter lagi ? Begitu jauhnya inhiraf di kalangan awam, sedikit banyak karena para elitenya telah salah melangkah lebih dulu. Siapa yang mau menghormati ummat yang "kiayi"nya membayar beberapa ratus ribu kepada seorang perempuan yang beberapa menit sebelumnya ia setubuhi di sebuah kamar hotel berbintang, lalu dengan enteng mengatakan "Itu maharku, ALLAH waliku dan malaikat itu saksiku" dan sesudah itu segalanya selesai, berlalu tanpa rasa bersalah? Siapa yang akan memandang ummat yang da'inya berpose lekat dengan seorang perempuan muda artis penyanyi lalu mengatakan "Ini anakku, karena kedudukan guru dalam Islam adalah ayah, bahkan lebih dekat dari pada ayah kandung dan ayah mertua" Akankah engkau juga menambahbarisan kebingungan ummat lalu mendaftar diri sebagai 'alimullisan (alim di lidah)? Apa kau fikir sesudah semua kedangkalan ini kau masih aman dari kemungkinan jatuh ke lembah yang sama?

Apa beda seorang remaja yang menzinai teman sekolahnya dengan seorang alim yang merayu rekan perempuan dalam aktifitas da'wahnya? Akankah kau andalkan penghormatan masyarakat awam karena statusmu lalu kau serang maksiat mereka yang semakin tersudut oleh retorikamu yang menyihir ? Bila demikian, koruptor macam apa engkau ini? Pernah kau lihat sepasang mami dan papi dengan anak remaja mereka. Tengoklah langkah mereka di mal. Betapa besar sumbangan mereka kepada modernisasi dengan banyak-banyak mengkonsumsi produk junk food, semata-mata karena nuansa "westernnya". Engkau akan menjadi faqih pendebat yang tangguh saat engkau tenggak minuman halal itu, dengan perasaan "lihatlah, betapa Amerikanya aku". Memang, soalnya bukan Amerika atau bukan Amerika, melainkan apakah engkau punya harga diri.

Mahatma Ghandi memimpin perjuangan dengan memakai tenunan bangsa sendiri atau terompah lokal yang tak bermerk. Namun setiap ia menoleh ke kanan, maka 300 juta rakyat India menoleh ke kanan. Bila ia tidur di rel kereta api, maka 300 juta rakyat India akan ikut tidur disana.

Kini datang "pemimpin" ummat, ingin mengatrol harga diri dan gengsi ummat dengan pameran mobil, rumah mewah, "toko emas berjalan" dan segudang asesori. Saat fatwa digenderangkan, telinga ummat telah tuli oleh dentam berita tentang hiruk pikuk pesta dunia yang engkau ikut mabuk disana. "Engkau adalah penyanyi bayaranku dengan uang yang kukumpulkan susah payah. Bila aku bosan aku bisa panggil penyanyi lain yang kicaunya lebih memenuhi selera-ku.
Cetak Halaman Ini++Baca Selengkapnya »»

MENGAPA ORANG LAIN LEBIH SUKSES DARI SAYA ?

Ya, kenapa banyak orang lain jauh lebih sukses dibanding kita? Atau, kenapa sebagian orang bisa merengkuh sejumput kesuksesan, sementara sebagian yang lain tergelincir dalam stagnasi – getting nowhere in their entire life. Lalu, apa sebenarnya rahasia untuk meraih kesuksesan hidup?
Itulah serangkaian pertanyaan yang coba dijawab dalam sebuah buku yang amat indah, bertajuk : Outliers : The Story of Succes karangan Malcolm Gladwell. Gladwell telah membius publik dunia melalui dua buku sebelumnya, berjudul Tipping Point (yang merubah cara kita memahami dunia) dan Blink (yang telah merubah the way we think about thinking). Dua buku ini sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Sama seperti dua buku sebelumnya, dalam bukunya yang ketiga ini Gladwell menyuguhkan kejeniusannya dalam merangkai cerita : setiap paragraf dalam bukunya selalu dirajut dengan penuh keindahan, menghanyutkan, dan semuanya dibalut dalam kerenyahan yang menggiurkan. Bagi saya, membaca buku-buku Gladwell selalu merupakan sebuah wisata intelektual yang menggetarkan, dan rasanya sungguh mak nyus.

Jadi, apa rahasia sebenarnya untuk meraih kesuksesan? Dalam banyak buku populer, kesuksesan acap dipahami sebagai sebuah produk dari kejeniusan seseorang, mentalitas atau mindset yang positif, motivasi kerja yang kuat, dan serangkaian karakter positif lainnya. Demikianlah, kita lalu menempatkan kisah sukses Bill Gates misalnya, dalam konteks semacam itu. Kita memandangnya sebagai tokoh visioner yang jenius dan brilian, dan melalui kerja keras serta talentanya ia bisa membangun kesuksesan yang luar biasa. Dengan kata lain, kesuksesan acap dibaca sebagai hasil dari kehebatan yang bersifat individual.

Gladwell menjelaskan narasi kesuksesan semacam itu hanyalah ilusi. Benar, elemen-elemen tentang kerja keras dan talenta memegang peran, namun kesuksesan sesorang ternyata jauh lebih banyak ditentukan oleh serangkaian keberuntungan, lingkungan dimana kita bekerja, dari mana kita berasal, dan juga kultur hidup yang membesarkan kita. ”Success….is grounded in a web of advantages and inheritances, some deserved, some not, some earned, some just plain lucky,” demikian Gladwell menuliskan salah satu kesimpulannya.

Kisah kesuksesan semacam itu mungkin secara dramatis bisa kita baca dari kisah berikut ini. Alkisah, terdapat dua sarjana yang sama-sama brilian dan lulus dari sebuah perguruan tinggi ternama di tanah air. Keduanya merupakan sahabat, dan keduanya memiliki prestasi yang mengagumkan, baik dalam aspek akademis ataupun aspek ekstra kurikuler (keduanya aktif dalam organisasi kampus dan dua-duanya dikenal memiliki talenta kepemimpinan yang sangat baik).

Ketika lulus, satu orang diterima bekerja di sebuah perusahaan yang relatif baru, dinamis, dan berada dalam industri yang tengah berkembang pesat. Satunya lagi memilih bekerja di sebuah perusahaan yang amat besar dengan usaha yang mendekati monopoli, kultur kerja yang birokratis, dan penuh kemapanan. Begitulah, sepuluh tahun kemudian mereka bertemu kembali, dan betapa bedanya nasib mereka. Kawan kita yang bekerja di perusahaan dinamis itu telah tumbuh menjadi top eksekutif yang sukses dan diburu para headhunter; sementara kawan kita satunya lagi stuck on the middle of nowhere.

Apakah kesuksesan itu karena kawan kita yang satu lebih hebat, lebih positif mindsetnya, lebih termotivasi dibanding satunya lagi? Tidak. Kawan kita yang satu berhasil karena ia bekerja pada lingkungan yang benar; dan kantornya telah memberikan serangkaian “kesempatan” dan “keberuntungan” (misal perusahaannya beruntung di-akuisisi oleh perusahaan asing sehingga ia berkesempatan melakukan banyak penugasan kerja di luar negeri; juga ia beruntung karena industri dimana perusahaannya berkiprah tumbuh pesat sehingga dengan cepat tersedia banyak posisi kosong ; dan ia beruntung perusahaan itu masih muda, sehingga ia bisa cepat melesat naik posisinya).

Sementara kawan kita satunya lagi “stuck” lantaran ia berada pada habitat yang salah. Kantor tempatnya bekerja penuh dengan politicking, tidak peduli dengan pengembangan SDM, dan penuh dengan birokrasi yang mematikan. Talentanya layu sebelum sempat tumbuh; dan kesuksesan karir tak pernah bisa ia raih.
Esensi dari kisah diatas sama dengan apa yang dinarasikan dalam buku Gladwell ini. Sukses ternyata memang lebih banyak ditentukan oleh dinamika lingkungan dimana kita berkiprah dan berkarya.

Pertanyaanya sekarang adalah : apakah habitat atau lingkungan tempat Anda berkarya saat ini merupakan lingkungan yang tepat? Sebuah lingkungan yang bisa menyodorkan “keajaiban”, “luck”, dan serangkaian “berkah terselubung” dalam perjalanan hidup Anda? Atau sebaliknya, sebuah tempat dimana kesuksesan senantiasa merupakan sebuah impian kosong; bak buih fatamorgana yang selalu lenyap setiap kali kita hendak mendekatinya?
Cetak Halaman Ini++Baca Selengkapnya »»

Menghargai Orang Lain

Dikisahkan, di sebuah pesta perpisahan sederhana pengunduran diri seorang direktur. Diadakan sebuah sesi acara penyampaian pesan, kesan, dan kritikan dari anak buah kepada mantan atasannya yang segera memasuki masa pensiun dari perusahaan tersebut.


Karena waktu yang terbatas, kesempatan tersebut dipersilahkan dinyatakan dalam bentuk tulisan. Diantara pujian dan kesan yang diberikan, dipilih dan dibingkai untuk diabadi kan kemudian dibacakan di acara tersebut, yakni sebuah catatan dengan gaya tulisan coretan dari seorang office boy yang telah bekerja cukup lama di perusahaan itu.

Dia menulis semuanya dengan huruf kapital sebagai berikut, "Yang terhormat Pak Direktur. Terima kasih karena Bapak telah mengucapkan kata "tolong", setiap kali Bapak memberi tugas yang sebenarnya adalah tanggung jawab saya. Terima kasih Pak Direktur karena Bapak telah mengucapkan "maaf", saat Bapak menegur, mengingatkan dan berusaha memberitahu setiap kesalahan yang telah diperbuat karena Bapak ingin saya merubahnya menjadi kebaikan.

Terima kasih Pak Direktur karena Bapak selalu mengucapkan "terima kasih" kepada saya atas hal-hal kecil yang telah saya kerjakan untuk Bapak.Terima kasih Pak Direktur atas semua penghargaan kepada orang kecil seperti saya sehingga saya bisa tetap bekerja dengan sebaik-baiknya, dengan kepala tegak, tanpa merasa direndahkan dan dikecilkan. Dan sampai kapan pun bapak adalah Pak Direktur buat saya. Terima kasih sekali lagi. Semoga Tuhan meridhoi jalan dimanapun Pak Direktur berada. Amin."

Setelah sejenak keheningan menyelimuti ruangan itu, serentak tepuk tangan menggema memenuhi ruangan. Diam-diam Pak Direktur mengusap genangan airmata di sudut mata tuanya, terharu mendengar ungkapan hati seorang office boy yang selama ini dengan setia melayani kebutuhan seluruh isi kantor.

Pak Direktur tidak pernah menyangka sama sekali bahwa sikap dan ucapan yang selama ini dilakukan, yang menurutnya begitu sederhana dan biasa-biasa saja, ternyata mampu memberi arti bagi orang kecil seperti si office boy tersebut.
Terpilihnya tulisan itu untuk diabadikan, karena seluruh isi kantor itu setuju dan sepakat bahwa keteladanan dan kepemimpinan Pak Direktur akan mereka teruskan sebagai budaya di perusahaan itu.
Pembaca Yang Budiman,

Tiga kata "terimakasih, maaf, dan tolong" adalah kalimat pendek yang sangat sederhana tetapi mempunyai dampak yang positif. Namun mengapa kata-kata itu kadang sangat sulit kita ucapkan? Sebenarnya secara tidak langsung telah menunjukkan keberadaban dan kebesaran jiwa sosok manusia yang mengucapkannya. Apalagi diucapkan oleh seorang pemimpin kepada bawahannya.

Pemimpin bukan sekedar memerintah dan mengawasi, tetapi lebih pada sikap keteladanan lewat cara berpikir, ucapan, dan tindakan yang mampu membimbing, membina, dan mengembangkan yang dipimpinnya sehingga tercipta sinergi dalam mencapai tujuan bersama.

Tentu bagi siapapun kita perlu membiasakan mengucapkan kata-kata pendek seperti terima kasih, maaf, dan tolong dimana pun, kapan pun, dan dengan siapa pun kita berhubungan. Dengan mampu menghargai orang lain minimal kita telah menghargai diri kita sendiri.
Cetak Halaman Ini++Baca Selengkapnya »»

ANAK-ANAK ADALAH MASA DEPAN KITA

(nyontek dari acaranya om Mario Teguh - hatur nuhun om)

Lagu Tema: The Greatest Love Of All

" Dalam kesadaran anak-anak, masa lalu itu nyaris terlupakan, dan masa depan itu belum mereka mengerti; mereka hanya hidup sepenuhnya dalam hari ini."

Dalam hal ini, yaitu cara menikmati kehidupan; anak-anak tampil lebih bijak daripada kebanyakan orang dewasa.

Tidak sedikit orang dewasa yang hidup dalam masa lalu mereka, atau yang hidup dalam pengandai-andaian masa depan mereka, dan bahkan lebih banyak lagi yang tidak menyadari bahwa dia seharusnya hidup dengan sepenuhnya hari ini.

Tetapi, anak-anak hidup di hari ini, di saat ini.
Dapatkah Anda membayangkan kesulitan yang harus dihadapi oleh seorang anak yang tinggal bersama orang tua yang masih hidup dalam penyesalan tentang masa lalu mereka?

Dan dapatkah Anda mengharapkan seorang anak untuk tumbuh menjadi seorang dewasa yang penuh kepercayaan diri, jika dia menyaksikan kelemahan semangat orang tuanya yang tidak berharapan baik tentang masa depan mereka?

"Apakah yang Anda janjikan kepada bayi Anda, pada hari kelahirannya? "

Adakah Anda menjanjikan kebesaran baginya? Atau, apakah Anda janjikan bahwa dia akan pulang ke rumah yang diisi oleh orang tua yang bergembira untuk membantunya mencapai apa pun kebesaran yang diinginkannya? Apakah yang Anda janjikan kepada bayi itu?

Tidak ada seorang pun yang demikian jahat - sehingga mampu melihat kedalam mata kecil bayi-nya, dan berkata: “Aku akan membuat mu menderita. Aku akan membuat mu melihat sisi-sisi buruk mu saja. Aku akan membuat mu merasa tidak cukup baik untuk apa pun. Aku akan pastikan kamu tahu bahwa kamu lah sumber dari semua masalah ku. Aku akan menyalahkan mu untuk semua kesulitan ku. Aku akan membuat mu menyesali kelahiran mu di dunia ini.”

Sulit dibayangkan bahwa ada orang yang mampu menjadikan dirinya sejahat itu pada hari kelahiran anaknya. Tetapi, ternyata, tidak sedikit orang tua yang betul-betul bersikap dan berlaku yang menjadikan bayi-bayi lucu itu menyesali kelahiran mereka.

Dan yang paling menyayat hati, adalah bila tubuh-tubuh mungil itu gemetar lemah penuh kesedihan - karena mereka mulai menerima bahwa mereka lah penyebab kesusahan orang tua mereka, dan bahwa mereka memang pantas untuk mendapatkan perlakuan buruk yang telah mereka terima.

Sesungguhnya, di manakah kau tinggalkan hati mu?

"Anda bisa melihat citra sang orang tua dengan memperhatikan perilaku anak-anak mereka."

Satu-satunya cara untuk menumbuhkan seorang anak yang baik adalah menjadikannya seorang anak yang berbahagia.

Dan satu-satunya cara untuk menjadikannya berbahagia adalah menjadikan diri Anda seorang dewasa yang bersikap baik kepadanya.

Seorang bayi adalah peniru yang setia. Dia tidak mengenal cara-cara awal yang lain untuk belajar dari kita, kecuali melalui pengamatan dan peniruan dari apa pun yang kita tampilkan kepadanya.

Dia hanya seorang bayi. Bagaimana mungkin Anda bisa berharap bahwa dia mengetahui perbedaan antara yang baik dan yang buruk - tanpa bantuan?

Dia tidak memiliki informasi awal yang akan mengingatkannya bahwa sebagian orang dewasa bukan lah contoh yang baik; bahwa sebagian dari mereka akan mengajarkan hal-hal yang membuatnya digolongkan bersama mereka yang direndahkan. Dan bahkan ada pembelajaran dari mereka yang disebut dewasa itu - yang akan menjadikan diri sang anak lebih sesuai bagi penjara.
Cetak Halaman Ini++Baca Selengkapnya »»

Akal dan cinta

Oleh:Pepen Hermawan, ST., S.Pd.
(Sebuah jalan tasawuf melibatkan penafian eksistensi, pembebasan dari diri dan pemusatan pada-diri)
Akal individu – yaitu akal yang digunakan oleh para filosof dan ilmuwan-tidak memberi jalan ini karena ia (akal individu itu) memberi perhatian pada dirinya sendiri dan cinta-diri menjadi doktrin-nya. Hanya melalui doktrin cintalah orang dapat melupakan segala yang selain Tuhan dan memeluk Kekasih azali.

Coba kita simak dialog antara akal dan cinta:
Akal berkata,“Aku adalah pisau argumentasi.”
Cinta menjawab, “Aku adalah pedang penafian.”
Akal berkata, “ Aku mengendalkan akal.”
Cinta menjawab, “Selama aku terikat pada akal, kau akan tetap tercela.”
Akal berkata, “ Kau akan mencapai tujuan tanpa bantunku.”
Cinta menjawab,” Selama kau belum terbakar oleh apiku, kau akan mencapai eksistensi sejati.”
Akal berkata, “Perhatikan dirimu sendiri dan dengarkanlan ucapan akal sehat.”
Cinta menjawab, “ Biarkan dirimu pergi, dan lepaskanlah rasa egomu.”
Akal berkata, “ Segalanya untuk dirimu.”
Cinta menjawab,” Dirimu dan semua selainnya untuk-Nya.”
Cinta menyatakan, “Berikan janji setia dirimu kepada Jalan Sang Terkasih.”
Akal menjawab, “ Itu terlalu riskan; lepaskanlah segalanya.”
Akal adalah jebakan manusia dalam perburuannya di dunia material, mengejar kenikmatan-kenikmatannya, sementara cinta adalah tali pengikat Tuhan, yang menarik orang kepada kebenaran-kebanaran dunia spiritual dan Sumber Keesaan.
Akal bekerja di atas dasar pengetahuan, penalaran, dan hapalan; sementara cinta bekerja di atas dasar wawasan yang dalam, kemurahan Ilahiah, dan perasaan. Akal mencoba mengetahui lautan dan setetes air dengan membedakan keduanya, sedangkan cinta mengubah setetes air menjadi laut.
Akal adalah fondasi bagi pamer-diri dan kepuasan-diri, sedangkan cinta adalah substansi dari pengorbanan-diri dan kefakiran.
Akal adalah perdana menteri yang dipercayai dari suatu pemerintahan ego, sedangkan cinta adalah panglima tertinggi pasukan ruh.
Tentara akal disusun oleh nafs (ego), sifat-sifatnya, dan hasil-cipta mental orang lain, sedangkan tentara cinta dibentuk dari sifat-sifat ruh dan penemuan ilahiah. Pada orang-orang tertentu, mungkin saja beberapa tentara cinta melayani akal, sementara tetap meyakini dan setia kepada ruh.
Dalam medan hati, akal adalah penasihat yang melindungi kepentingan-kepentingan ego, sementara cinta adalah obor isyarat seorang panglima, yang menaruh eksistensi di atas obor.
Ia menggilas kan dan pasukannya, mengalahkan mereka melalui peperangan, dan mengambil alih daerah hati. Setelah itu cinta, panglima yang menang, menjebloskan ego ke dalam penjara, dan menjadikan akal sebagai tawanan dan pelayananya yang patuh. Ia lmelucuti senjata pasukan akal, merampas senjata kesombongan dan pemusatan-pada-diri. Ia merampas pembendaharaan harta kesenangan-kesenangan duniawinya. Ia melucuti pakaian tipis para tentara ego dan memberinya pakaian dari bahan yang amat halus sesuai dengan kualitas tentara ruh, yang merupakan tanda-tanda manusia sempurna; dan, dengan demikian, mengubah jiwa hewaninya (nafsu amarah) menjadi jiwa yang damai (nafsul muthmainnah). Akhirnya, ia menegakkan utopia keesaan, kedam,aian dan kemurniaan di wilayah hati.
Peran tasawuf dalam pertempuran ini adalah membantu pasukan cinta, untuk menaklukkan wilayah hati dan mencapai utopia itu.
Cetak Halaman Ini++Baca Selengkapnya »»

Hari Ini..

Hari ini sebelum kamu mengatakan kata-kata yang tidak baik,
Pikirkan tentang seseorang yang tidak dapat berbicara sama sekali


Sebelum kamu mengeluh tentang rasa dari makananmu,

Pikirkan tentang seseorang yang tidak punya apapun untuk dimakan.

Sebelum anda mengeluh tidak punya apa-apa
Pikirkan tentang seseorang yang meminta-minta dijalanan.

Sebelum kamu mengeluh bahwa kamu buruk,
Pikirkan tentang seseorang yang berada pada tingkat yang terburuk didalam hidupnya.

Sebelum kamu mengeluh tentang suami atau istri anda.
Pikirkan tentang seseorang yang memohon kepada Tuhan untuk diberikan teman hidup

Hari ini sebelum kamu mengeluh tentang hidupmu,
Pikirkan tentang seseorang yang meninggal terlalu cepat

Sebelum kamu mengeluh tentang anak-anakmu,
Pikirkan tentang seseorang yang sangat ingin mempunyai anak tetapi dirinya mandul

Sebelum kamu mengeluh tentang rumahmu yang kotor karena pembantumu tidak mengerjakan tugasnya,
Pikirkan tentang orang-orang yag tinggal dijalanan

Sebelum kamu mengeluh tentang jauhnya kamu telah menyetir,
Pikirkan tentang seseorang yang menempuh jarak yang sama dengan berjalan kaki

Dan disaat kamu lelah dan mengeluh tentang pekerjaanmu,
Pikirkan tentang pengangguran, orang-orang cacat yang berharap mereka mempunyai pekerjaan seperti anda.

Sebelum kamu menunjukkan jari dan menyalahkan orang lain,
ingatlah bahwa tidak ada seorangpun yang tidak berdosa,,,

Kita semua menjawab kepada Sang Pencipta
Dan ketika kamu sedang bersedih dan hidupmu dalam kesusahan,
Tersenyum dan berterima kasihlah kepada Tuhan bahwa kamu masih hidup !


Life is a gift . Live it...Enjoy it... Celebrate it... And fulfill it.

Cintai orang lain dengan perkataan dan perbuatanmu

Anda tidak mencintai seseorang karena dia cantik atau tampan,
Mereka cantik/tampan karena anda mencintainya, ,,

It's true you don't know what you've got until it's gone, but it's
also true You don't know what you've been missing until it arrives!!!

Cetak Halaman Ini++Baca Selengkapnya »»

FILSAFAT CINTA

Oleh:Pepen Hermawan, ST., S.Pd.
Dalam perjalanan menuju manifestasi, jiwa melewati empat keadaan, 'Ilm, 'Ishq, Wujud, Shuhud.
'Ilm adalah keadaan awal dari kesadaran, kecerdasan murni. 'Ishq adalah cinta, tahap kecerdasan berikutnya menuju manifestasi; karena itu kecerdasan dan cinta sama unsurnya. Benda-benda seperti batu dan tumbuh-tumbuhan, tak memiliki kecerdasan, sehingga tak memiliki cinta, kecuali suatu persepsi kecil tentang cinta yang ada di dalam kehidupan tumbuh-tumbuhan. Tetapi di antara hewan dan burung-burung, kecerdasan berkembang, sehingga cinta di dalam diri mereka dapat menunjukkan diri. Wujud adalah dunia obyektif, yang diciptakan untuk dicintai, karena cinta tak dapat diwujudkan bila tak ada sesuatu yang dicintai. Shuhud adalah realisasi pengalaman cinta dalam aspek apapun.


Kata cinta, dalam bahasa Inggris 'love', dalam bahasa Sanskrit 'Lobh', berarti keinginan, hasrat.Cinta adalah hasrat untuk menyadari sesuatu yang dicintai. Karena itu, Shuhud, realisasi cinta,merupakan satu-satunya tujuan setiap jiwa. Cinta, dalam berbagai aspeknya, dikenal pula dengan sebutan: kehendak, keinginan, hasrat, kebaikan, suka, dan lain-lain.

Di dalam cinta terdapat segala pengetahuan. Cinta manusia dan ketertarikannya kepada sesuatu, pada saatnya akan membuat sesuatu itu mengungkapkan rahasianya, sehingga manusia dapat mengetahui bagaimana cara mengembangkan, mengendalikan, dan memanfaatkannya. Tak seorang pun dapat mengetahui seseorang, sebesar apapun keinginannya untuk tahu, kecuali dengan cinta, karena tanpa cinta, mata ruhani buta; hanya mata luar yang terbuka, dan mata luar hanyalah semacam kaca mata bagi mata ruhani. Bila pandangan tidak tajam, apa manfaat kaca mata? Karena itulah kita mengagumi semua yang kita cintai, dan kita buta terhadap kebaikan orang yang tidak kita cintai. Bukan karena mereka berhak kita abaikan, tetapi tanpa cinta, mata kita tak dapat melihat kebaikan mereka. Seseorang atau sesuatu yang kita cintai mungkin mempunyai keburukan pula, tetapi karena cinta melihat keindahan, kita hanya melihat kebaikan itu. Kecerdasan sendiri dalam langkah selanjutnya menuju manifestasi adalah cinta.

Ketika cahaya cinta telah dinyalakan, hati menjadi transparan, hingga kecerdasan jiwa dapat melihat melaluinya. Namun sebelum hati dinyalakan dengan api cinta, kecerdasan, yang senantiasa berupaya untuk mengalami hidup di permukaan, meraba-raba dalam kegelapan. Seluruh alam semesta diciptakan untuk cinta. Manusia adalah yang paling mampu melakukannya. Bila kita memiliki batu di dalam rumah dan kita sangat menyukainya, batu itu tidak akan menyadari cinta kita sejauh yang disadari oleh tumbuh-tumbuhan. Bila kita memiliki sebuah tanaman dan kita memeliharanya dengan rasa sayang, ia akan bereaksi dan akan tumbuh. Hewan dapat merasakan kasih sayang. Bila kita memelihara hewan di rumah, mereka akan lebih banyak merasakan cinta dan perhatian! Hewan piaraan pada waktunya akan menjadi pengasih seperti anggota keluarga. Anjing Nabi Yusuf telah memberi makan kepada tuannya ketika beliau berada di dalam sumur sampai beliau ditemukan oleh orang yang berjalan melalui tempat itu. Dikisahkan, kuda seorang Arab yang tewas di medan perang tetap menungguinya selama tiga hari, menjaga mayatnya dari burung pemakan bangkai, sampai ia ditemukan kawannya. Tetapi manusia, yang memiliki kecerdasan terbanyak, memiliki cinta terbanyak secara alamiah. Semua ini menunjukkan bahwa ciptaan telah berevolusi dari mineral ke tumbuh-tumbuhan, dari tumbuh-tumbuhan menjadi kehidupan hewan, dan dari hewan ke manusia, berupa perkembangan cinta secara bertahap.

Para Sufi berkata bahwa alasan penciptaan adalah karena Yang Mahasempurna ingin mengetahui diri-Nya, dan melakukannya dengan membangkitkan cinta dari sifat-Nya dan membuatnya menjadi obyek cinta, yang merupakan keindahan. Dengan makna ini, para darwis saling menghormati satu sama lain dengan berkata, "Ishq Allah, Ma'bud Allah" -- 'Allah adalah cinta dan Allah adalah [kekasih] yang dicintai.'
Seorang penyair Hindustan berkata, "Hasrat untuk melihat kekasih membawaku ke dunia, dan hasrat yang sama untuk melihat kekasih membawaku ke surga."
Karena cinta merupakan sumber ciptaan dan pemelihara nyata dari semua keberadaan, maka, bila manusia tahu bagaimana cara memberikannya kepada dunia di sekelilingnya sebagai simpati, sebagai kebaikan, pelayanan, ia memberi kepada semuanya makanan kepada setiap jiwa yang lapar. Jika orang mengetahui rahasia hidup ini ia akan menguasai dunia dengan pasti.

Cinta selalu dapat dikenal di dalam gagasan, ucapan, dan perbuatan orang yang mencintai, karena setiap ekspresinya terdapat kehangatan yang muncul sebagai keindahan, kelembutan, dan kehalusan. Hati yang terbakar oleh api cinta cenderung untuk melelehkan setiap hati yang dijumpainya.
Cinta menghasilkan pesona pada pecinta sehingga sementara ia mencintai seseorang, semua mencintai pecinta itu. Magnetisme cinta dijelaskan oleh seorang penyair Hindustan: "Mengapa tidak semua hati dilelehkan menjadi tetesan-tetesan oleh api yang dipelihara hatiku sepanjang hidupku? Karena sepanjang hidup aku meneteskan air mata derita karena cinta, pecinta berkunjung ke kuburku penuh dengan air mata." Untuk mengajarkan cinta, Nabi Isa berkata, "Aku akan membuatmu menjadi pemancing manusia." Jalaluddin Rumi berkata: "Setiap orang tertarik kepadaku, untuk menjadi sahabatku, tapi tak seorang pun tahu apa di dalam hatiku yang menariknya."

Cinta itu alami dalam setiap jiwa. Semua pekerjaan dalam hidup, penting atau tak penting, dalam suatu cara cenderung ke arah cinta; karena itu tak seorang pun di dunia yang dapat disebut sepenuhnya tanpa cinta. Cinta adalah sesuatu yang dibawa setiap jiwa ke dunia, tetapi setelah tiba di dunia, orang berperan dalam semua kualitas tanpa cinta. Andai tidak, kita pasti sudah pahit, cemburu, marah, dan penuh kebencian ketika kita lahir. Bayi tak punya kebencian. Anak kecil yang kita sakiti, dalam beberapa menit akan datang dan memeluk kita.

Mencintai, memuja seseorang yang berhubungan dengan kita baik dalam hal kelahiran, ras, kepercayaan atau hubungan duniawi lain, datang dari cinta jiwa. Kadang-kadang jatuh cinta pada pandangan pertama, kadang-kadang kehadiran seseorang menarik kita seperti magnet, kadangkadang kita melihat seseorang dan merasa, "Mungkin aku telah mengenalnya." Kadang-kadang kita berbicara dengan orang lain dan merasakan mudah memahami seolah-olah kedua jiwa saling mengenal. Semua ini berkaitan dengan 'pasangan jiwa'.

Hati yang tercerahkan dan cinta lebih berharga daripada semua permata di dunia. Ada berbagai macam hati sebagaimana adanya berbagai macam unsur di dunia. Pertama, hati dari metal perlu lebih banyak waktu dan lebih banyak api cinta untuk memanaskannya, setelah panas ia akan meleleh dan dapat dibentuk menurut kehendak ketika itu, namun kemudian menjadi dingin kembali. Kedua, hati yang terbuat dari lilin, yang segera meleleh ketika bersentuhan dengan api, dan bila mempunyai sumbu ideal, ia akan mempertahankan api itu hingga lilin habis terbakar. Ketiga, hati dari kertas yang dapat menyala dengan cepat ketika bersentuhan dengan api dan berubah menjadi abu dalam sekejap.

Cinta itu seperti api. Nyalanya adalah pengorbanan, apinya adalah kearifan, asapnya adalah keterikatan, dan abunya adalah keterlepasan. Api muncul dari nyala, demikian pula kearifan yang muncul dari pengorbanan. Bila api cinta menghasilkan nyala, ia menerangi jalan, dan semua kegelapan lenyap. Bila daya-hidup bekerja di dalam jiwa, itu adalah cinta; bila bekerja di dalam hati, itu adalah emosi, dan bila bekerja di dalam tubuh, itu adalah nafsu. Karena itu orang yang paling mencinta adalah yang paling emosional, dan yang paling emosional adalah yang paling bernafsu, sesuai dengan dataran yang paling disadarinya. Bila ia bangkit di dalam jiwa, ia mencintai; bila bangkit di dalam hati, ia emosional; bila sadar akan tubuh, ia bernafsu. Ketiganya dapat digambarkan dengan api, nyala api, dan asap. Cinta adalah api di dalam jiwa, ia adalah nyala api bila hati dinyalakan, dan ia adalah asap bila ia menjelma melalui tubuh.

Cinta pertama adalah bagi diri sendiri. Bila dicerahkan, orang melihat manfaatnya yang sejati dan ia menjadi orang suci. Tanpa cahaya pencerahan, manusia menjadi egois hingga ia menjadi setan. Cinta kedua diperuntukkan bagi lawan jenis kelamin. Bila demi cinta, ia bersifat surgawi; dan bila demi nafsu, ia bersifat duniawi. Bila cukup murni, cinta ini tentu dapat menghilangkan gagasan tentang diri sendiri, tetapi manfaatnya tipis dan bahayanya besar. Cinta ketiga diperuntukkan bagi anak-anak, dan ini merupakan pelayanan pertama bagi makhluk Allah. Memberikan cinta kepada anak-anak, adalah memanfaatkan dengan sebaik-baiknya apa yang dipercayakan oleh Pencipta, tetapi bila cinta ini meluas hingga mencakup seluruh ciptaan Allah, hal ini mengangkat manusia menjadi orang-orang pilihan Allah.

Cinta orang tua kepada anak-anaknya jauh lebih besar daripada cinta akan-anak itu kepada orang tuanya, karena semua pemikiran penggunaan tua terpusat pada anak, tetapi cinta anak mula-mula terpusat pada diri sendiri. Muhammad s.a.w. ditanya seseorang, "Cinta siapa yang lebih besar, cinta anak-anak kepada orang tua mereka, atau cinta orang tua kepada anak-anaknya?" Beliau menjawab, "Cinta orang tua lebih besar, karena sementara melakukan semua hal, mereka berpikir bagaimana agar anaknya tumbuh dan bahagia, seolah-olah ia mengharap untuk hidup di dalam kehidupan anak-anaknya setelah ia mati; sementara anak-anak yang saleh berpikir bahwa suatu hari orang tuanya akan mati, dan dengan demikian mereka hanya sebentar dapat melayani orang tua mereka." Orang itu bertanya, "Cinta ayah atau ibu-kah yang lebih besar?" Nabi menjawab, "Ibu. Ia berhak memperoleh penghormatan dan pelayanan, karena surga terletak di bawah kakinya." Cinta orang tua adalah cinta yang paling diberkahi, karena cinta mereka sebening kristal.

Alkisah, Shirvan Bhagat adalah anak yang sangat berbakti kepada orang tuanya yang sangat tua, hingga tak berdaya dan sepenuhnya bergantung kepada pelayanan anak lelaki satu-satunya. Shirvan begitu berbakti kepada mereka hingga ia mengorbankan kebebasan dan kesenangan hidup agar dapat melayani mereka. Dengan lembut ia memenuhi setiap panggilan mereka, dan dengan sabar menghadapi semua kesulitan yang berkaitan dengan ketuaan mereka. Suatu hari, orang tua itu berkata bahwa mereka sangat ingin berziarah ke Kashi. Anak yang saleh itu seketika menyetujui kehendak mereka, dan karena pada saat itu belum ada kendaraan, mereka pergi berjalan kaki. Ia membuat keranjang, memasukkan orang tuanya ke dalamnya, mengangkutnya dengan punggungnya, dan menempuh perjalanan ribuan mil melalui hutan, pegunungan, dan sungai-sungai. Ia menempuh perjalanan itu berbulan-bulan, tetapi sebelum sampai, nasib malang menimpa. Atas perintah orang tuanya, Shirvan meletakkan keranjangnya di tanah dan pergi untuk mengambil air. Ketika berada di dekat sungai, ia terkena panah Raja Destaratha, yang sebenarnya diarahkan kepada seekor kijang. Mendengar teriakan manusia, Raja itu datang kepadanya, dan menangis sejadi-jadinya. Ia berkata, "Adakah sesuatu yang dapat kulakukan untukmu?" Shirvan berkata, "Aku sedang sekarat. Aku hanya punya satu keinginan, yaitu memberi air kepada orang tuaku; mereka haus karena terik matahari." "Hanya itu? Aku akan melakukannya dengan senang hati sebagai tugas pertamaku." Shirvan berkata, "Bila tuan ingin melakukan yang lain, maka rawatlah mereka dan pastikan bahwa mereka dibawa ke Kashi, meskipun aku ragu apakah mereka akan hidup lebih lama setelah aku pergi." Raja itu pergi, membawa air di tangannya dan memberikannya kepada orang tua itu tanpa mengucapkan sepatah kata, khawatir mereka tidak akan mau minum bila mendengar suara orang asing. Orang tua itu berkata, "Hai anakku, sepanjang hidup, kami tak pernah melihatmu sedih. Ini adalah pertama kali engkau memberi kami air tanpa mengucapkan kata cinta yang selalu memberi kami hidup baru." Raja Destaratha menangis, dan menceritakan kematian Shirvan. Mendengar itu, mereka tak dapat lagi hidup untuk menikmati air itu. Mereka hanya hidup karena anak mereka, mereka menarik napas dalam, berkata "Oh, anakku Shirvan", dan meninggal.
Kisah di atas menjadi tradisi di India, dan ada pengikut dari tradisi itu yang membawa keranjang di pundaknya ke mana-mana, mengajarkan kebaktian dan pelayanan kepada orang tua. Bila cinta dipusatkan pada satu obyek, ia adalah cinta. Bila diarahkan ke beberapa obyek, ia disebut kasih. Bila seperti kabut, ia disebut nafsu. Bila cenderung kepada moral, ia adalah kebaktian. Bila diperuntukkan bagi Allah, Yang Mahaberada dan Mahaperkasa, yang merupakan Keberadaan Total, ia disebut cinta ilahi, pecinta itu disebut suci.

Tiada daya yang lebih besar daripada cinta. Semua kekuatan muncul ketika cinta bangkit di dalam hati. Orang berkata, "Ia berhati lembut, ia lemah," tetapi banyak orang yang tidak tahu kekuatan apa yang muncul dari hati yang menjadi lembut dalam cinta. Seorang serdadu bertempur di medan perang demi cinta kepada rakyatnya. Setiap pekerjaan yang dilakukan dalam cinta, dilakukan dengan seluruh daya dan kekuatan. Khawatir dan alasan, yang membatasi daya, tak mampu melawan cinta. Seekor induk ayam, meskipun sangat takut, dapat melawan seekor singa untuk melindungi anak-anaknya. Tiada sesuatu yang terlalu kuat bagi hati yang mencintai. Daya cinta menyelesaikan semua urusan dalam hidup sebagaimana daya dinamit yang mengalahkan dunia. Dinamit membakar segala sesuatu, demikian pula cinta: bila terlalu kuat ia menjadi roda pemusnah, dan segalanya menjadi salah dalam hidup pecinta. Itulah misteri yang menjadi penyebab penderitaan hidup seorang pecinta. Namun, pecinta itu mengambil manfaat dalam kedua kasus. Bila ia menguasai keadaan, ia seorang penguasa (master). Bila ia kehilangan semuanya, ia orang suci.

Cinta mengatasi [berada di atas] hukum, dan hukum berada di bawah cinta. Keduanya tak dapat dibandingkan. Yang satu dari langit, yang satu dari bumi. Bila cinta mati, hukum mulai hidup. Maka, hukum tak pernah menemukan tempat bagi cinta, demikian pula cinta tak dapat membatasi diri dengan hukum; hukum itu terbatas, dan cinta itu tak berbatas. Seseorang tak dapat memberi alasan mengapa ia mencintai orang tertentu, karena tiada alasan bagi segalanya kecuali cinta. Waktu dan ruang berada di dalam genggaman cinta. Perjalanan ribuan kilometer terasa hanya beberapa meter dalam kehadiran orang yang dicintai, dan beberapa meter terasa ribuan kilometer tanpa kehadirannya. Satu hari berpisah dalam cinta sama dengan seribu tahun, dan seribu tahun bersama kekasih terasa hanya sehari.

Bila ada pengaruh yang melindungi di dunia ini, itu tak lain dari cinta. Dalam segala aspek kehidupan, ke mana pun kita mencari perlindungan, motifnya selalu cinta. Tak seorang pun dapat mempercayai suatu perlindungan, betapa pun besarnya, kecuali perlindungan yang diberikan oleh cinta. Kalau seorang raksasa menakuti seorang anak kecil, anak itu akan berkata, "Aku akan katakan kepada ibuku." Daya kekuatan manusia terlalu kecil bila dibandingkan dengan perlindungan cinta yang diberikan ibu kepada anaknya. Cinta dapat menyembuhkan lebih dari apa pun di dunia. Tak ada sesuatu seperti sentuhan seorang ibu ketika anaknya menderita sakit. Tak ada penyembuh yang lebih baik daripada kehadiran orang yang dikasihi bila seorang pecinta sakit. Bahkan anjing dan kucing pun disembuhkan dengan sedikit sentuhan cinta.

Untuk membaca pikiran, untuk mengirimkan dan menerima pesan telepati, orang mencoba proses-proses fisik dengan sia-sia. Andai mereka tahu bahwa rahasia semua itu berada di dalam cinta! Seorang pecinta mengetahui semuanya: kesenangan, kesedihan, pikiran dan imajinasi orang yang dicintainya. Tiada ruang atau waktu yang menghalanginya, karena arus telepati secara alami terjadi antara pecinta dan kekasihnya. Imajinasi, pikiran, mimpi dan visi seorang pecinta, semuanya mengungkapkan segala sesuatu tentang obyek yang dicintainya.

Meditasi, yang merupakan rahasia setiap pencapaian dalam hidup, dan faktor terpenting dalam semua aspek hidup, terutama dalam jalur agama dan mistisisme, merupakan bal yang alami dalam cinta. Orang tanpa cinta akan menghabiskan waktu bertahun-tahun dalam jalur ini, dan akan selalu gagal untuk memusatkan pikiran mereka pada satu obyek. Tetapi cinta memaksa pecinta, menahan visi tentang kekasihnya di depan pandangannya. Maka pecinta tak perlu berkonsentrasi dalam pikirannya. Cintanya sendiri adalah konsentrasi yang memberinya penguasaan atas semua hal di dunia. Pecinta itu mencapai cintanya dan daya konsentrasi sekaligus. Bila ia tak mencapai obyeknya, maka ia terangkat ke atasnya. Dalam kedua kasus, pecinta itu memperoleh upahnya.
Cetak Halaman Ini++Baca Selengkapnya »»

Kepemimpinan Sejati

Oleh:Pepen Hermawan, ST., S.Pd.
Kepemimpinan sesungguhnya tidak ditentukan oleh pangkat atau pun jabatan seseorang. Kepemimpinan adalah sesuatu yang muncul dari dalam dan merupakan buah dari keputusan seseorang untuk mau menjadi pemimpin, baik bagi dirinya sendiri, bagi keluarganya, bagi lingkungan pekerjaannya, maupun bagi lingkungan sosial dan bahkan bagi negerinya.


Hal ini dikatakan dengan lugas oleh seorang jenderal dari Angkatan Udara Amerika Serikat:

”I don’t think you have to be
wearing stars on your shoulders or a title to be a leader. Anybody who wants to raise his hand can be a leader any time.”
—General Ronal Fogleman, US Air Force—

Kepemimpinan adalah sebuah keputusan dan lebih merupakan hasil dari proses perubahan karakter atau transformasi internal dalam diri seseorang. Kepemimpinan bukanlah jabatan atau gelar, melainkan sebuah kelahiran dari proses panjang perubahan dalam diri seseorang. Ketika seseorang menemukan visi dan misi hidupnya, ketika terjadi kedamaian dalam diri (inner peace) dan membentuk bangunan karakter yang kokoh, ketika setiap ucapan dan tindakannya mulai memberikan pengaruh kepada lingkungannya, dan ketika keberadaannya mendorong perubahan dalam organisasinya, pada saat itulah seseorang lahir menjadi pemimpin sejati. Jadi pemimpin bukan sekedar gelar atau jabatan yang diberikan dari luar melainkan sesuatu yang tumbuh dan berkembang dari dalam diri seseorang. Kepemimpinan lahir dari proses internal (leadership from the inside out).
Ketika pada suatu hari filsuf besar Cina, Lao Tsu, ditanya oleh muridnya tentang siapakah pemimpin yang sejati, maka dia menjawab:
As for the best leaders, the people do not notice their existence.
The next best, the people honour
And praise.
The next, the people fear, And the next the people hate.
When the best leader’s work is done, The people say, ‘we did it ourselves’.

Justru seringkali seorang pemimpin sejati tidak diketahui keberadaannya oleh mereka yang dipimpinnya. Bahkan ketika misi atau tugas terselesaikan, maka seluruh anggota tim akan mengatakan bahwa merekalah yang melakukannya sendiri. Pemimpin sejati adalah seorang pemberi semangat (encourager), motivator, inspirator, dan maximizer.
Konsep pemikiran seperti ini adalah sesuatu yang baru dan mungkin tidak bisa diterima oleh para pemimpin konvensional yang justru mengharapkan penghormatan dan pujian (honor and praise) dari mereka yang dipimpinnya. Semakin dipuji bahkan dikultuskan, semakin tinggi hati dan lupa dirilah seorang pemimpin. Justru kepemimpinan sejati adalah kepemimpinan yang didasarkan pada kerendahan hati (humble).
Pelajaran mengenai kerendahan hati dan kepemimpinan sejati dapat kita peroleh dari kisah hidup Nelson Mandela. Seorang pemimpin besar Afrika Selatan, yang membawa bangsanya dari negara yang rasialis, menjadi negara yang demokratis dan merdeka.
Saya menyaksikan sendiri dalam sebuah acara talk show TV yang dipandu oleh presenter terkenal Oprah Winfrey, bagaimana Nelson Mandela menceritakan bahwa selama penderitaan 27 tahun dalam penjara pemerintah Apartheid, justru melahirkan perubahan dalam dirinya. Dia mengalami perubahan karakter dan memperoleh kedamaian dalam dirinya. Sehingga dia menjadi manusia yang rendah hati dan mau memaafkan mereka yang telah membuatnya menderita selama bertahun-tahun.
Seperti yang dikatakan oleh penulis buku terkenal, Kenneth Blanchard, bahwa kepemimpinan dimulai dari dalam hati dan keluar untuk melayani mereka yang dipimpinnya. Perubahan karakter adalah segala-galanya bagi seorang pemimpin sejati. Tanpa perubahan dari dalam, tanpa kedamaian diri, tanpa kerendahan hati, tanpa adanya integritas yang kokoh, daya tahan menghadapi kesulitan dan tantangan, dan visi serta misi yang jelas, seseorang tidak akan pernah menjadi pemimpin sejati.

Karakter Seorang Pemimpin Sejati
Setiap kita memiliki kapasitas untuk menjadi pemimpin. Dalam tulisan ini saya memperkenalkan sebuah jenis kepemimpinan yang saya sebut dengan Q Leader. Kepemimpinan Q dalam hal ini memiliki empat makna. Pertama, Q berarti kecerdasan atau intelligence (seperti dalam IQ – Kecerdasan Intelektual, EQ – Kecerdasan Emosional, dan SQ – Kecerdasan Spiritual). Q Leader berarti seorang pemimpin yang memiliki kecerdasan IQ—EQ—SQ yang cukup tinggi. Kedua, Q Leader berarti kepemimpinan yang memiliki quality, baik dari aspek visioner maupun aspek manajerial.
Ketiga, Q Leader berarti seorang pemimpin yang memiliki qi (dibaca ‘chi’ – bahasa Mandarin yang berarti energi kehidupan). Makna Q keempat adalah seperti yang dipopulerkan oleh KH Abdullah Gymnastiar sebagai qolbu atau inner self. Seorang pemimpin sejati adalah seseorang yang sungguh-sungguh mengenali dirinya (qolbu-nya) dan dapat mengelola dan mengendalikannya (self management atau qolbu management).
Menjadi seorang pemimpin Q berarti menjadi seorang pemimpin yang selalu belajar dan bertumbuh senantiasa untuk mencapai tingkat atau kadar Q (intelligence – quality – qi — qolbu) yang lebih tinggi dalam upaya pencapaian misi dan tujuan organisasi maupun pencapaian makna kehidupan setiap pribadi seorang pemimpin.
Untuk menutup tulisan ini, saya merangkum kepemimpinan Q dalam tiga aspek penting dan saya singkat menjadi 3C , yaitu:
1. Perubahan karakter dari dalam diri (character change)
2. Visi yang jelas (clear vision)
3. Kemampuan atau kompetensi yang tinggi (competence)
Ketiga hal tersebut dilandasi oleh suatu sikap disiplin yang tinggi untuk senantiasa bertumbuh, belajar dan berkembang baik secara internal (pengembangan kemampuan intrapersonal, kemampuan teknis, pengetahuan, dll) maupun dalam hubungannya dengan orang lain (pengembangan kemampuan interpersonal dan metoda kepemimpinan).
Seperti yang dikatakan oleh John Maxwell: ”The only way that I can keep leading is to keep growing. The day I stop growing, somebody else takes the leadership baton. That is the way it always it.” Satu-satunya cara agar saya tetap menjadi pemimpin adalah saya harus senantiasa bertumbuh. Ketika saya berhenti bertumbuh, orang lain akan mengambil alih kepemimpinan tersebut.
Cetak Halaman Ini++Baca Selengkapnya »»

Possesif

Oleh:Pepen Hermawan, ST., S.Pd.
Possesif adalah rasa memiliki yang terlalu berlebihan. Bisa terjadi pada setiap orang, mulai dari pacar terhadap pasangan, suami-isteri maupun ibu terhadap anak. Sebagian besar sifat possesif justru melekat pada pacar terhadap pasangannya.


Banyak orang yang possesif namun tidak menyadarinya. Ada juga yang merasa tidak ada sesuatu yang aneh terhadap sikap possesifnya. Bahkan, lebih banyak lagi yang tidak mau mengakuinya :-). "Itu kan tanda rasa sayang saya saja..." biasanya begitu kilahnya.

Dalam beberapa hal, sifat possesif akan membuat pasangan merasa dimanja, namun lama-lama akan merasa terkekang. Demikian halnya suami atau isteri yang pasangannya possesif, dalam beberapa waktu mungkin merasa diperhatikan namun lama-lama akan timbul rasa tidak bebas. Hal yang sama terjadi pada anak yang ibunya possesif. Biasanya si anak sampai seperti robot karena selalu disetir oleh orang tuanya.

Apa saja sih wujud possesif itu ? Dalam bentuk yang ekstrem, sifat possesif akan membuat seseorang terlalu takut apabila terjadi sesuatu pada pada orang yang disayanginya. Takut pacarnya kecantol orang lain, takut suami atau isteri naksir atau ditaksir orang lain, bahkan ada juga orang tua yang takut anaknya kenapa-kenapa kalau bergaul dengan anak lain. Takut ini, takut itu yang berlebihan.

Kalau pasangannya terima telepon atau nggak nelpon-nelpon, langsung deh meluncur pertanyaan bak anggota Intelijen.

"Tadi siapa yang telepon ? Cowok ya ? Siapa dia ? Temen sekantor ?"
"Sekarang lagi makan siang dimana ? Lho itu suara siapa, kok kelihatannya akrab banget sama kamu ?"
"Ini sms dari siapa ? temen kok bahasanya kelihatan mesra... TTM ya ?"
"Jangan ikut training, nanti trainernya naksir kamu."

Pokoknya repot deh kalau possesif sudah menjadi obsesi [repot banget ngerti-in bahasanya :-D ]. Ya, apa-apa akan dicurigai. HP diperiksa. Saku diraba (copet dong :-P), Tas dicheck isinya, baju dilihat kena bekas apa [lipstick mungkin :-P ], records telepon dicheck, email di monitor, halah...

Seorang anak jadi canggung karena nggak pernah keluar rumah. seorang suami bolak balik ditelepon isterinya. Seorang isteri nggak bisa beraktivitas karena sebentar-sebentar suaminya tanya lokasinya. Mungkin, jika perlu, isterinya dipasangi GPS.

Pacaran jadi sering bertengkar karena merasa terus dicurigai. Tidak bisa beraktivitas dengan teman lama karena pacar cemburu.

Seperti yang saya sampaikan diawal, possesif dalam arti menyayangi orang yang disayangi sangat bagus, namun jika berlebihan tentu saja menjadi tidak bagus.

Ingat, pasangan kita, anak kita, orang yang kita sayangi, memiliki kehidupan pribadinya sendiri. Mereka butuh ruang untuk aktualisasi diri. Jangankan mereka, burung saja yang sudah dikasih sangkar emas, makanan dan minuman berlimpah, fasilitas full AC, masih kalah bahagia daripada burung diluar sangkar. Orang dipenjara, meski penjara mewah, bisa pesan makanan lewat sipir, bisa nonton TV, kamar full AC, fasilitas handphone dan internet, masih kalah bahagia dengan orang yang bisa beraktivitas dengan leluasa.

Satu-satunya alasan jujur mengapa orang menjadi possesif adalah ketidakpercayaan dirinya menghadapi kenyataan. ketidakpercayaan diri bahwa dirinya memiliki keunggulan dibandingkan orang lain. Ketidakpercayaan diri pada aspek positif yang ada pada dirinya.

Orang lain boleh lebih tampan, tapi pasangan kita memilih kita karena kita lebih care, bisa dipercaya dan setia. Tampang boleh ganteng, harta boleh lebih kaya, pribadi boleh lebih unggul, tapi toh pasangan sudah memilih kita. Sudah mempercayai kita. Modal dasar ini yang harus terus dikembangkan agar pasangan merasa beruntung memiliki kita yang bisa dibanggakan.

Percayalah, kalau hanya mengejar cantik atau ganteng, akan ada ribuan orang yang lebih cantik dan lebih ganteng. Kalau mengejar kekayaan, ada banyak orang kaya di negeri ini dan juga dinegeri lain. Seperti halnya anda, mengapa anda menjatuhkan pilihan pada pasangan ? Memangnya tidak ada yang lebih cantik, lebih ganteng, lebih berpendidikan, lebih berharta daripada pasangan ? Tentu saja ada, tapi toh kita tidak memilihnya karena kita lebih nyaman pada pasangan kita. Lebih comfort dan lebih bisa mempercayai satu dengan yang lain.

Soal orang tua dan anak. Asalkan orang tua mau mempercayai anak dan memberinya kebebasan untuk aktualisasi diri,Possesif adalah rasa memiliki yang terlalu berlebihan. Bisa terjadi pada setiap orang, mulai dari pacar terhadap pasangan, suami-isteri maupun ibu terhadap anak. Sebagian besar sifat possesif justru melekat pada pacar terhadap pasangannya.

Banyak orang yang possesif namun tidak menyadarinya. Ada juga yang merasa tidak ada sesuatu yang aneh terhadap sikap possesifnya. Bahkan, lebih banyak lagi yang tidak mau mengakuinya :-). "Itu kan tanda rasa sayang saya saja..." biasanya begitu kilahnya.
insya Allah anak akan baik-baik saja. Anak akan bangga pada orang tuanya dan tidak akan berbuat sesuatu yang menyakiti hati orang tuanya.

Jangan biarkan pasangan anda, suami atau isteri anda atau orang-orang yang anda cintai sedih karena mereka merasa tidak dipercaya. Sayang, care dan saling percaya, cobalah...
Cetak Halaman Ini++Baca Selengkapnya »»